Kamis, 16 April 2015

Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif


PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
HUBUNGAN ANTARA EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA




OLEH
SILVANA MUFIDA
13610010




PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG



DAFTAR ISI




BAB I

 PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Kewajiban seorang siswa yang utama tentunya adalah belajar, kegiatan belajar harus dilakukan secara terus menerus agar siswa tersebut bisa menjadi siswa yang berprestasi. Termasuk pula dengan keponakan saya yang  berusia 9 tahun, dan masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, ia belajar hampir setiap hari. Ketika ibunya menyuruhnya belajar tetapi saat itu ia sedang sedih atau marah karena sesuatu ia hanya belajar sekitar 15 menit saja, dan ia hanya membolak-balik bukunya tanpa membaca atau mengerjakan soal dengan serius. Tetapi berbeda saat ia sedang merasa senang di hari itu, ia akan belajar dengan sendirinya tanpa perintah dari orang tuanya, dan ia bisa belajar selama lebih dari 1 jam. Ia juga bisa mengerjakan banyak soal dan membaca beberapa buku jika hatinya sedang merasa senang.
Banyak siswa yang memilki prestasi yang memuaskan karena adanya faktor yang mendorong seorang siswa ini berprestasi. Manusia akan berbuat sesuatu jika ada faktor pendorong yang menunjang manusia ini untuk melakukan hal tersebut. Keadaan di dalam diri individu sendiri akan mempengaruhi proses belajarnya. Meskipun faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam kesuksesan seseorang dalam proses belajar, faktor internal individu pun juga memiliki peranan yang sama besarnya dengan peranan lingkungannya.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Beberapa tokoh juga mendefinisikan belajar, diantaranya adalah Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseoramg terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya, kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Sementara pendapat dari Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan. “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
a.          Faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal).
-          Faktor-faktor non-sosial, contohnya: Keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, atau malam), tempat, alat-alat untuk belajar (alat tulis, buku, dll)
-          Faktor-faktor sosial: adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, contohnya: kehadiran orang lain yang tiba-tiba datang saat sedang belajar, banyak orang yang berbicara dengan keras saat belajar, beberapa orang hilir mudik didepan kita saat belajar, suara lagu yang kemudian terdengar saat kita belajar.
b.      Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal)
-          Faktor-faktor fisiologis, contohnya tonus jasmani pada umumnya (keadaan jasmani yang melatarbelakangi aktivitas belajar, contohnya: nutrisi tubuh, penyakit yang diderita), keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (fungsi-fungsi organ tubuh yang berpengaruh dalam belajar, contoh: mata, telinga, tangan).
-          Faktor-faktor psikologis, yaitu hal-hal yang mendorong terjadinya proses belajar itu sendiri, contohnya: adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki yang lebih luas, adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk mendapat simpati orang lain, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.
Keadaan emosi disaat kita belajar memungkinkan kita bisa atau tidak menjalankan proses belajar tersebut. Sebagian orang melakukan aktivitasnya jika sedang memiliki emosi yang baik, sehingga orang tersebut bisa maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Begitu pula dengan siswa, mereka bisa melakukan aktivitas belajar yang maksimal jika mereka memiliki emosi yang mendukung mereka untuk belajar, keadaan emosi juga menjadi motivasi mereka untuk belajar. Karena bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Bagaimanakah hubungan antara emosi dan motivasi siswa ini lah yang menjadi alasan dilaksanakannya penelitian ini.

B.     RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara emosi dengan motivasi belajar siswa?

C.    TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara emosi dengan motivasi  belajar siswa.

D.    MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan peneliti dan pembaca bisa memahami bagaimana hubungan antara emosi dengan motivasi belajar siswa









BAB II

LANDASAN TEORI


A.    EMOSI

Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang. Perasaan senang atau tidak senang yang terlalui menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, atau kadang-kadang tidak jelas (samar-samar). Dalam warna efektif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini disebut emosi (Sarlito, 1982:59). Di samping perasaan senang atau tidak senang, beberapa contoh macam emosi yang lain adalah, cinta, marah, takut, cemas dan benci.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat menjadi motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).

1.      Macam-macam Emosi

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam – macam emosi antara lain Descrates, JB Waston dan Daniel Goleman.
1. Menurut Descrates, emosi terbagi atas :
a. Desire       : hasrat
b. Hate         : benci.
c.  Sorrow     : sedih / duka
d. Wonder    : heran
e. Love          : cinta
f. Joy                        : kegembiraan
2. Menutur JB Waston, emosi terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Fear          : ketakutan
b. Rage         : kemarahan.
c.  Love         : cinta
3. Dan menurut Daniel Goleman, dia mengemukakan bahwa emosi terdiri dari :
a. Amarah     : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan  : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut  : cemas, gugup, khawatir, was-was, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga
e. Cinta          : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,  bakti, hormat,  dan kemesraan
f. Terkejut      : terkesiap, terkejut
g. Jengkel     : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. Malu         : malu hati, kesal
Sementara menurut Zulfan Saam, emosi dasar digolongkan menjadi empat golongan yakni: senang, sedih, takut, marah.
a.       Emosi senang adalah gambaran rasa senang yang dialami seseorang. Emosi  senang ini terdiri dari misalnya: gembira, bahagia, cinta, suka, riang, sayang takjub, kagum, dan damai.
b.      Emosi sedih adalah gambaran rasa tidak senang yang dialami seseorang. Emosi Ini seperti: pilu, duka, lara, kecewa, hampa, merana, putus asa, galau, gundah,  frustasi, dan rindu.
c.       Emosi takut adalah gambaran rasa tidak senang yang dialami seseorang , baik terhadap objek dari luar diri maupun dari dalam diri orang tersebut. Objek dari luar diri misalnya: takut pada pencuri, takut pada harimau, dan perampok. Sedang kan rasa takut yang objeknya dalam diri orang tersebut misalnya: takut tidak lulus, takut berbuat salah, dan sebagainya.
d.      Emosi marah merupakan gambaran perasaan terhadap sesuatu objek seperti peristiwa, perilaku orang, hubungan sosial, dan keadaan lingkungan.

B.     MOTIVASI BELAJAR

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110). Sedangkan Definisi Motivasi Belajar Siswa – Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61). Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

1.      Jenis-jenis Motivasi Belajar

Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1.       Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
-    Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
-    Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2.      Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
-    Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
-    Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
-    Motif-motif objektif
3.        Motivasi jasmani dan rohani
-    Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
-    Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
4.        Motivasi intrisik dan ekstrinsik
-    Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
-    Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai berikut:
“Motivasi primer”, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari” (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:88).

Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a.        Cita-cita / aspirasi siswa
b.      Kemampuan siswa
c.       Kondisi siswa dan lingkungan
d.      Unsur-unsur dinamis dalam belajar.
e.       Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100)
Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:
a.       Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
b.      Kemampuan siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.
c.       Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga  dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.
d.      Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
e.        Upaya guru dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan sehingga bisa meningkatkan motivasi siswanya.

C.    HUBUNGAN ANTARA EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Para ahli yang menekuni bidang psikoanalisa percaya bahwa emosi merupakan representasi dari ketidaksadaran. Emosi atau afek dalam istilah psikoanalisa merupakan mekanisme mengontrol semua aspek perilaku manusia. Emosi dipercaya sangat dekat berhubungan dengan dorongan atau motif.  Untuk mencapai rasa aman dan survival, seseorang dilahirkan dengan kapasitas untuk merasa cemas.Untuk pembiakan, seseorang dilahirkan dengan kapasitas untuk merasakan hasrat seksual dan kasih sayang.Untuk menghindari situasi tanpa harapan, seseorang dilahirkan dengan kapasitas untuk merasa tertekan dan menarik diri. Dengan kata lain, emosi adalah cara bagaimana kebutuhan seorang manusia di penuhi. Kebutuhan untuk dilindungi, aman, berkuasa, mengontrol, tertarik, dan otonomi diri dipenuhi melalui emosi-emosi yang muncul. Misalnya kebutuhan berkuasa memunculkan rasa sombong dan bangga jika sudah berkuasa. Jika belum berkuasa, mucullah rasa was-was atau terancam pihak yang berkuasa, yang oleh karenanya mendorong untuk jadi berkuasa.
Sistem motivasional manusia dipercaya menunjukkan dirinya melalui emosi. Pada saat sebuah emosi muncul, itulah tanda bahwa motivasi tertentu menjadi aktif pada saat itu. Misalnya kita merasa lapar, ketika kita menemukan makanan, muncullah emosi tertentu yang menunjukkan aksesibilitas terhadap makanan itu. Jika makanan itu berbau dan berbelatung, mungkin muncul rasa jijik sehingga kita tidak mau memakannya .Jika makanan itu dimakan, muncullah emosi lega kita mungkin tidak menyadari dorongan, motif atau motivasi kita dalam suatu saat. Namun demikian adalah nyata bahwa hal-hal tersebut mempengaruhi emosi kita .
 Emosi itu sendiri merupakan motivator utama manusia dalam menjalani hidup. Manusia selalu berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan dan meminimalkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka itu. Meskipun tentu saja tidak selalu berhasil. Namun pasti, itulah yang dilakukan semua orang. Orang bekerja adalah dalam rangka mendapatkan emosi yang lebih menyenangkan. Orang berharap lebih bahagia jika berhasil melakukannya. Ratusan bahkan mungkin ribuan kata kata keseharian kita menunjukkan motif kita.seperti kebutuhan, tujuan, hasrat, keinginan, ambisi, harapan, lapar, haus, cinta bahkan balas dendam. Sejak jaman kuno, motivasi dikenal sebagai  penentu penting  emosi yang tercermin pada tingkah laku.
Begitu halnya dengan belajar, seseorang akan melakukan proses belajar maka akan timbul emosi terhadap apa yang akan ia pelajari. Jika emosi tersebut adalah emosi yang menyenangkan maka akan timbul keinginan atau untuk melakukan kegiatan belajar, tetapi jika emosi tersebut adalah emosi yang tidak menyenangkan, maka keinginan atau dorongan untuk belajar akan berkurang atau mungkin saja bisa hilang.


D.    HIPOTESIS

Dalam penelitian ini bisa disimpulkan hipotesis penelitian yaitu ada hubungan yang kuat antara emosi dengan motivasi belajar siswa.







BAB III

METODE PENELITIAN


A.    IDENTIFIKASI VARIABEL

Dari judul penelitian “Hubungan antara Emosi dengan Motivasi Belajar Siswa”, jenis variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (x)  : emosi
b. Variabel Terikat (y) : motivasi belajar     

B.     DEFINISI OPERASIONAL

-  Emosi adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, yaitu suatu keadaan biologis dan psikologis yang merupakan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
-  Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110). Sedangkan motivasi belajar adalah  keadaan di dalam diri seseorang untuk melakukan proses perubahan tingkah laku baik yang bisa diamati secara langsung maupun secara tidak langsung.

C.    SUBJEK PENELITIAN

1.      Populasi

                Populasi adalah sekelompok subjek yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk penelitian ini akan mengambil subjek siswa SD di kelurahan Merjosari, Lowokwaru Malang.

2.      Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan dalam penelitian atau objek yang digunakan sebagai sumber data. Sampel dari penelitian ini adalah siswa SD kelas III-VI di SDN. Merjosari 1 Malang dengan jumlah sampel adalah 120 siswa, setiap kelas hanya diambil sampel sebanyak 40 siswa.

3.      Teknik Pengambilan Sampel

                                Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik  random sampling, dengan cara mengambil acak siswa dari kelas III-VI di SDN. Merjosari 1 Malang.

D.    PROSEDUR PENELITIAN

                Untuk prosedur penelitian dalam penelitian yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
1.      Menyusun skala psikologi yang memuat 15 item pertanyaan berdasarkan pembagian jenis-jenis emosi menurut pendapat Guleman yang dihubungkan dengan motivasi belajar.
2.      Menguji skala psikologi tersebut terhadap 4 siswa yang terdiri dari siswa SD kelas III-VI. Setelah skala tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, skala tersebut akan diujikan pada subjek penelitian.
3.      Melakukan kunjungan terlebih dahulu ke SDN. Merjosari 1 Malang untuk melihat kondisi subjek yang akan diteliti dan meminta kerja sama dari pihak sekolah.
4.      Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian dengan pihak sekolah.
5.      Di waktu pelaksanaan penelitian, skala psikologi diberikan pada masing-masing kelas, setelah satu kelas itu selesai baru akan dilanjutkan dengan kelas yang lain.
6.      Untuk pelaksanaan tes, administrasi tes akan dibantu dua guru untuk mengkondisikan siswa.
7.      Pelaksaanaan tes dimulai dengan memberikan instruksi pada siswa untuk menyiapkan alat tulis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sudah disediakan.
8.      Sebelum tes berlangsung, siswa akan diberi tahu sekilas tentang isi skala tersebut.
9.      Saat tes berlangsung, siswa akan dipantau dengan cara berkeliling kelas untuk melihat kondisi subjek dan menjelaskan kembali jika subjek masih bingung dengan pelaksanaan tes tersebut.

E.     TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data penelitian ini akan diambil dengan cara menggunakan skala psikologi kepada subjek penelitian.

F.     TEKNIK ANALISIS DATA

      Teknik menganalisis data yang sudah diperoleh menggunakan analisis statistik inferensial. Statistik inferensial ini adalah cara menganalisis yang datanya berasal dari sampel yang mewakili populasi, statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data yang terdiri dari dua variabel atau lebih. Jenis statistik inferensial yang digunakan adalah uji hubungan/uji korelasi. Uji hubungan/uji korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Uji korelasi yang digunakan adalah milik Karl Pearson, yang biasa disebut dengan The Product Moment Coefficient Correlation.
      Kuat lemah hubungan antara dua variabel diukur menggunakan jarak 0 sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi ditemukan +1, maka hubungan tersebut disebut dengan korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Sebaliknya, jika koefisien korelasi ditemukan -1, maka hubungan tersebut disebut dengan korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Jika terdapat korelasi sempurna tidak perlu lagi menguji signifikansi antar dua variabel, karena dua variabel diartikan memiliki hubungan yang sangat kuat.
Untuk memudahkan menginterpretasikan data yang diperoleh, Sarwono memberikan kriteria sebagai berikut:
1.      Koefisien korelasi 0                 = tidak ada korelasi antara dua variabel.
2.      Koefisien korelasi 0 – 0,25      = korelasi sangat lemah.
3.      Koefisien korelasi 0,25 – 0,5   = korelasi cukup.
4.      Koefisien korelasi 0,5 – 0,75   = korelasi kuat
5.      Koefisen korelasi 0,75 – 0,99  = korelasi sangat kuat.
6.      Koefisien korelasi 1                 = korelasi sempurna.

DAFTAR PUSTAKA


Baku, Abu. 2012. Pengertian dan Macam Emosi. http://abubaku.wordpress.com/2012/10/02/pengertian-dan-macam-emosi/, diakses pada 22 Mei 2014 13.05
Haryanto. 2009. Pengertian Emosi. ----------- , diakses pada 22 Mei 2014 13.20
Rahma, Sasena. 2012. Motivasi, Emosi, dan Motivasi Belajar. http://sasenarahmaupdm.blogspot.com/2012/12/motivasi-dan-emosi-dan-motivasi-belajar.html, diakses pada 30 Mei 2014 10.10
Sarwono, Jonathan.----------- Korelasi. http://jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm, diakses pada 13 Juni 2014 07.15
Taufikudin. 2013. Pengertian Motivasi Siswa Menurut Para Ahli. http://taufikudin.wordpress.com/2013/01/10/pengertian-motivasi-belajar-siswa-menurut-para-ahli-definisi/, diakses pada 22 Mei  2014 13.30