Selasa, 04 Oktober 2016

Contoh Proposal Penelitian Indigenous

MATA KULIAH METODE PENELITIAN INDIGENOUS
PROPOSAL PENELITIAN INDIGENOUS

“MOTIVASI PRESTASI AKEDEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI MALANG”

uniga.jpg


OLEH:
SILVANA MUFIDA (13610010)
AYU PUTRI WIDYANINGRUM (13610021)
USWATUL WAKIAH (13610027)
MEDICO MACHITA NDOEN (13610040)




PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
2016

DAFTAR ISI








BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Untuk menghadapi masa mendatang yang semakin kompetitif, sumber daya manusia harus memiliki karakteristik yang mampu bersaing dalam berbagai bidang kehidupan dan didukung infrastruktur yang memadai.Sumber daya manusia pada era globalisasi, lebih-lebih untuk menarik bangsa kearah kemajuan, harus berorientasi pada prestasi untuk menanggulangi berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat kemajuan informasi dan teknologi.
Secara konseptual, Koentjaraningrat (1994:73) menjelaskan bahwa mentalitas pembangunan harus berorientasi ke masa depan dengan sikap percaya kepada kemampuan sendiri, bangga dengan usaha kemampuannya sendiri, mempunyai rasa disiplin dan peka terhadap mutu, serta sumber daya manusia yang berorientasi pada prestasi.
Banyak para ahli merumuskan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau penggerak dalam mencapai hasil terbaik pada berbagai kegiatan. Dorongan tersebut menyebabkan individu berbuat sesuatu.Secara lazim, menurut Rusli Lutan (1988:358-360) motivasi ditinjau dari dua sumber yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah dorongan untuk berbuat atau mencapai tujuan yang benar-benar diawali dari dalam diri individu yang bersangkutan.Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang.
Motivasi berprestasi yang berorientasi pada prestasi setiap individu merupakan modal utama yang harus dibangun dalam segala aspek kehidupan untuk menghadapi persaingan antar bangsa yang semakin tinggi. Motivasi berprestasi menurut Hebb (1949) sebagaimana dikutip McClelland, Atkinson, Clark dan Lowell (1953:8) merupakan penggerak, pengarah, serta aktivitas yang harus dilakukan guna mencapai tujuan.Artinya, motivasi berprestasi merupakan penggerak, pengarah dalam pencapaian tujuan atau sasaran.Dalam diri setiap individu harus ditanamkan motivasi berprestasi sebagai pendorong untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan orientasi pada standar keunggulan, meskipun berbeda pada masing-masing individu.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.      Motivasi manakah yang paling dominan dalam menentukan prestasi akademik pelajar SMA di Malang?
2.      Bagaimanakah analisa presentase dari motivasi pelajar SMA tersebut?
3.      Faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor penunjang prestasi akademik mereka?
4.      Begaimanakah analisa presentase dari faktor-faktor yang menunjang prestasi akademik pelajar SMA di Malang tersebut?
5.      Seberapa besar pengaruh budaya konfusian pada prestasi akademik siswa di Kota Malang?

C.    Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.      Mengetahui motivasi yang paling dominan dalam menentukan prestasi akademik pelajar SMA di Malang
2.      Mengerti tentang analisa dari motivasi pelajar SMA tersebut secara kualitatif dan kuantitatif
3.      Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor penunjang prestasi akademik mereka
4.      Mengetahui analisa presentase dari faktor-faktor yang menunjang prestasi akademik pelajar SMA di Malang tersebut
5.      Memahami seberapa besar pengaruh budaya konfusian pada prestasi akademik siswa di Kota Malang

D.    Manfaat

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Manfaat Teoritis:
-     Peneliti dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang penelitian indigenous.
-     Peneliti dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang motivasi dan prestasi akademik pelajar SMA di Malang.

2.    Manfaat Praktis
-       Peneliti dapat melakukan penelitian indigenous dan mendapatkan gambaran tentang budaya prestasi akademik pelajar SMA di Malang.
-       Bagi pembaca dapat mengetahui bagaimana analisan hasil penelitian secara kualitatif maupun kuantitatif.


BAB II

LANDASAN TEORI


A.    Motivasi

Kata “motif” muncul terlebih dahulu sebelum kata “motivasi’.Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan).Yang berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Menurut Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan. Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa motivasi secara etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan. 
Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi diantaranya menurut Sartain, motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior). Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. 

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya. 
1.      Sumber Motivasi
a)      Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.

b)      Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.

2.      Teori Motivasi
a)      Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
b)      Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
c)      Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
d)     Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
e)      Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

B.     Prestasi Akademik

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan. Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Chaplin (2001) mengatakan prestasi akademik dalam bidang pendidikan akademik, merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian karya akademik yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes yang dibakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. Menurut Winkel (1996) prestasi akademik adalah proses belajar yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, dan evaluasi.
Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.
Suryabrata (1993) menjelaskan bahwa prestasi akademik adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalambentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya nilai pelajaran, mata kuliah, nilai ujian dan lain sebagainya.
1.      Faktor-faktor yang memperngaruhi prestasi akademik
Menurut Sobur (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu:
a)      Faktor Endogen
Merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri atau personal, meliputi :
-          Faktor fisik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok antara lain faktor kesehatan dan anak yang mengalami kebutuhan khusus. Anak yang kurang sehat memiliki daya tangkap yang kurang dalam belajar dibandingkan dengan anak yang sehat. Pada anak yang mengalami kebutuhan khusus, misalnya mengalami bisu, tuli dan menderita epilepsi menjadi hambatan dalam perkembangan anak untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan menerima mata pelajaran, terutama pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar.

-          Psikis
Terdapat beberapa faktor psikis, yaitu:
1)      Intelegensi atau Kemampuan
Anak yang memiliki intelegensi yang rendah mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran dan dapat tertinggal dari teman-temannya yang lain. Karena anak ini membutuhkan proses belajar yang lebih lambat dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar. Sebaliknya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, lebih mudah untuk mengambil keputusan dan kreatif.
2)      Perhatian atau minat
Bagi seorang anak, mempelajari sesuatu hal yang menarik bagi dirinya akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami. Dalam hal minat, seseorang yang menaruh minat pada suatu bidang akan mudah dalam mempelajari bidang tersebut.
3)      Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Misalnya anak yang memiliki bakat dalam bidang studi matematika akan lebih mudah dalam memahami bidang studi tersebut. Kendalanya terkadang orang tua kurang memperhatikan bakat yang dimiliki anak, sehingga orang tua memaksakan anak untuk masuk pada keahlian atau bidang tertentu tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anak.
4)      Motivasi
Faktor motivasi memiliki peranan dalam proses belajar. Ketiadaan motivasi baik internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang semangatnya anak dalam melakukan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Jika orang tua atau guru memberikan motivasi kepada anak, maka timbul dorongan pada diri anak untuk belajar dan anak akan mengetahui manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai.
5)      Kematangan
Kematangan adalah tingkat perkembangan yang dialami oleh individu sehingga sudah berfungsi sebagaimana mestinya.Dalam belajar, kematangan sangat menentukan. Oleh karena itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu.
6)      Kepribadian
Kepribadian mempengaruhi keadaan anak dalam belajar. Dalam proses pembentukan kepribadian, terdapat beberapa fase yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangan anak. Seorang anak yang belum mencapai fase tertentu akan mengalami kesulitan jika orang tua menagajarkan sesuatu yang belum sesuai dengan fase tersebut kepribadinnya.
b)      Faktor Eksogen
Merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan, meliputi :
-          Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak dan juga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan anak karena keluarga merupakan tempat anak belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungannya dengan interaksi sosial.Dalam hubungan dengan belajar, faktor keluarga memiliki hubungan yang sangat penting.Keadaan keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya anak dalam belajar dan juga kondisi atau suasana keluarga menentukan bagaimana anak dalam belajar dan usaha yang dicapai oleh anak.
-          Faktor Sekolah
Faktor lingkungan sekolah seperti guru dan kualitas hubungan antara guru dan murid mempengaruhi semangat anak dalam belajar. Pada faktor guru, guru yang menunjukkan sikap dan perilaku yang rajin dapat mendorong anak untuk melakukan hal yang sama. Selain itu juga cara mengajar guru seperti sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki, bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan dapat menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Disisi lain, hubungan antara guru dan murid juga dapat menentukankeberhasilan dalam belajar. Seorang anak yang dekat dan mengagumi guru akan lebih mudah untuk menangkap pelajaran dan memahaminya.
-          Faktor Lingkungan Lain
Faktor lingkungan lain seperti kondisi keluarga, guru dan fasilitas sekolah. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang memiliki guru dan fasilitas pelajaran yang baik belum tentu menjamin anak untuk dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Selain itu juga, teman-teman anak di sekolah dan aktivitas yang dilakukan anak dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Aktivitas di luar sekolah dapat membantu perkembangan anak akan tetapi tidak semua aktivitas tersebut bisa membantu. Apabila anak banyak menghabiskan waktu pada aktivitas di luar sekolah dan diluar rumah, sementara anak kurang mampu dalam membagi waktu belajar, dengan sendirinya aktivitas tersebut dapat menghambat anak dalam belajar.

C.    Sekolah Menengah Atas (SMA)

Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School atau High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat) 3 tahun - maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.



BAB III

METODE PENELITIAN


A.    Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian indigenous, penelitian indigenous merupakan merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi karena mampu memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya setempat. Hal ini juga sebagai bukti bahwa setiap perilaku manusia itu akan selalu dan pasti dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat setempat.
Pendekatan psikologi indigenus mencakup indigenization from within dan pendekatan psikologi lintas budaya mencakup indigenization from without. Pendekatan indigenization from without membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat dan yang dipelajari di timur kebanyakan negara dunia ketiga. Adapun indigenization from within mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenous/setempat.

B.     Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitain indigenous ini teknik pengambilan data menggunakan beberapa teknik yaitu:
1.      Angket terbuka
Adalah angket yang mempunyai bentuk pertanyaan berupa jawaban singkat atau uraian singkat berbentuk isian. Dalam penelitian ini angket terbuka akan berisikan beberapa pertanyaan tentang motivasi dan faktor-faktor prestasi akademik.

2.      Wawancara
Adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

3.      Observasi
Adalah salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem.Observasi adalah pengamatan langsung parapembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

C.    Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah pelajar SMA di Malang yang berjumlah 40 orang, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling.

D.    Waktu Penelitian

Rangkaian waktu penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Proposal Penelitian












Survey Lapangan (penenetuan subjek)












Pembuatan angket + draft wawancara + draft observasi












Proses pengambilan data












Menganalisa hasil data subjek












Membuat laporan penelitian












Publikasi (presentasi kelas)





















BAB IV

KESIMPULAN

                                                                                     
Penelitian indigenous ini adalah penelitian dengan Judul Motivasi Prestasi Akedemik Pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Di Malang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi manakah yang lebih menonjol pada pelajar SMA di Malang dalam hal prestasi akademik. Penelitian ini juga membahas mengenai seberapa besar pengaruh budaya konfusian (nenek moyang) terhadap prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penelitian yang ditemukan di Korea Selatan dengan yang ada di Indonesia, khususnya Malang Kota.








DAFTAR PUSTAKA


Fpscs.uii.ac.id (2015). Indigenous Psychology Apa dan Bagaimanana Suara Mahasiswa. From: http://fpscs.uii.ac.id/indigenous-psychology-apa-dan-bagaimana-suara-mahasiswa-470/uncategorised/indigenious, 9 April 2016: 17.03 WIB
_______ (2015). Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. From : http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-prestasi-belajar-menurut.html, 9 April 2016: 17.24 WIB
________(2015). Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik. From: http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html, 9 April 2016: 17.34 WIB
________(2015). Macam-macam Motivasi Belajar. From: http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/ 10 April 2016: 13.17 WIB
_________(2012). Pengertian Definisi Prestasi Menurut Para Ahli. From: http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-para-ahli/, 10 April 2016: 13.28 WIB
_________(2012). Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik. From: http://winbiewimpie.blogspot.co.id/2012/11/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html, 10 April 2016: 14.07 WIB





4 komentar: