MATA
KULIAH METODE PENELITIAN INDIGENOUS
PROPOSAL
PENELITIAN INDIGENOUS
“MOTIVASI
PRESTASI AKEDEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI MALANG”
OLEH:
SILVANA
MUFIDA (13610010)
AYU
PUTRI WIDYANINGRUM (13610021)
USWATUL
WAKIAH (13610027)
MEDICO
MACHITA NDOEN (13610040)
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS
GAJAYANA MALANG
2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk menghadapi
masa mendatang yang semakin kompetitif, sumber daya manusia harus memiliki
karakteristik yang mampu bersaing dalam berbagai bidang kehidupan dan didukung
infrastruktur yang memadai.Sumber daya manusia pada era globalisasi,
lebih-lebih untuk menarik bangsa kearah kemajuan, harus berorientasi pada
prestasi untuk menanggulangi berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat
kemajuan informasi dan teknologi.
Secara
konseptual, Koentjaraningrat (1994:73) menjelaskan bahwa mentalitas pembangunan
harus berorientasi ke masa depan dengan sikap percaya kepada kemampuan sendiri,
bangga dengan usaha kemampuannya sendiri, mempunyai rasa disiplin dan peka
terhadap mutu, serta sumber daya manusia yang berorientasi pada prestasi.
Banyak para ahli
merumuskan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau penggerak dalam
mencapai hasil terbaik pada berbagai kegiatan. Dorongan tersebut menyebabkan
individu berbuat sesuatu.Secara lazim, menurut Rusli Lutan (1988:358-360)
motivasi ditinjau dari dua sumber yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah dorongan untuk berbuat atau mencapai
tujuan yang benar-benar diawali dari dalam diri individu yang
bersangkutan.Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah dorongan untuk berbuat sesuatu
yang berasal dari luar diri seseorang.
Motivasi
berprestasi yang berorientasi pada prestasi setiap individu merupakan modal
utama yang harus dibangun dalam segala aspek kehidupan untuk menghadapi
persaingan antar bangsa yang semakin tinggi. Motivasi berprestasi menurut Hebb
(1949) sebagaimana dikutip McClelland, Atkinson, Clark dan Lowell (1953:8)
merupakan penggerak, pengarah, serta aktivitas yang harus dilakukan guna
mencapai tujuan.Artinya, motivasi berprestasi merupakan penggerak, pengarah
dalam pencapaian tujuan atau sasaran.Dalam diri setiap individu harus
ditanamkan motivasi berprestasi sebagai pendorong untuk mencapai keberhasilan
dalam bersaing dengan orientasi pada standar keunggulan, meskipun berbeda pada
masing-masing individu.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1.
Motivasi
manakah yang paling dominan dalam menentukan prestasi akademik pelajar SMA di
Malang?
2.
Bagaimanakah
analisa presentase dari motivasi pelajar SMA tersebut?
3.
Faktor-faktor
apa saja yang menjadi faktor penunjang prestasi akademik mereka?
4.
Begaimanakah
analisa presentase dari faktor-faktor yang menunjang prestasi akademik pelajar
SMA di Malang tersebut?
5.
Seberapa
besar pengaruh budaya konfusian pada prestasi akademik siswa di Kota Malang?
C.
Tujuan
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.
Mengetahui
motivasi yang paling dominan dalam menentukan prestasi akademik pelajar SMA di
Malang
2.
Mengerti
tentang analisa dari motivasi pelajar SMA tersebut secara kualitatif dan
kuantitatif
3.
Mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor penunjang prestasi akademik mereka
4.
Mengetahui
analisa presentase dari faktor-faktor yang menunjang prestasi akademik pelajar
SMA di Malang tersebut
5.
Memahami
seberapa besar pengaruh budaya konfusian pada prestasi akademik siswa di Kota
Malang
D.
Manfaat
Manfaat
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat
Teoritis:
-
Peneliti
dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang penelitian indigenous.
-
Peneliti
dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang motivasi dan prestasi
akademik pelajar SMA di Malang.
2. Manfaat Praktis
-
Peneliti
dapat melakukan penelitian indigenous dan mendapatkan gambaran tentang budaya
prestasi akademik pelajar SMA di Malang.
-
Bagi
pembaca dapat mengetahui bagaimana analisan hasil penelitian secara kualitatif
maupun kuantitatif.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Motivasi
Kata “motif” muncul terlebih dahulu sebelum kata
“motivasi’.Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal
(kesiapan, dan kesiagaan).Yang berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu
terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Menurut Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah
suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik
yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia
yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang
berasangkutan. Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa motivasi
secara etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak
yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai
sebuah tujuan.
Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang
memberikan batasan tentang pengertian motivasi diantaranya menurut Sartain, motivasi
adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi
bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada
motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku
(Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut
(Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such
Behavior). Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu
motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan
perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai
daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam
mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat
dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang
melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di
kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan
sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk
belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.
1. Sumber Motivasi
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Sejalan dengan
pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi
intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007)
mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari
luar.
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak
terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya
pengaruh dari luar.
2. Teori
Motivasi
a) Teori
Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda
mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan
intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda
pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau
intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah
motivasi yang besar.
b) Dorongan
Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk
di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan,
tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan
lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita
akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini
adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup
dan keberlangsungan hidup.
c) Teori
Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal
hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan
bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan
akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi
diri.
d) Takut
Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor
yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan
(terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan
kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat
kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi
menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor
takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian
orang terjadi sebaliknya.
e)
Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan
bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari
teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia
memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal
Setting (penetapan tujuan)
B.
Prestasi
Akademik
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa
keterampilan. Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh
dengan jalan keuletan kerja.
Chaplin (2001) mengatakan prestasi akademik dalam
bidang pendidikan akademik, merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil
keahlian karya akademik yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes yang dibakukan,
atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. Menurut Winkel (1996) prestasi
akademik adalah proses belajar yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan
dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, dan evaluasi.
Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan
suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha
belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.
Suryabrata (1993) menjelaskan bahwa prestasi
akademik adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang biasanya
dinyatakan dalambentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk
proses evaluasi, misalnya nilai pelajaran, mata kuliah, nilai ujian dan lain
sebagainya.
1. Faktor-faktor
yang memperngaruhi prestasi akademik
Menurut Sobur (2003) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik, yaitu:
a) Faktor
Endogen
Merupakan faktor yang berasal dari individu itu
sendiri atau personal, meliputi :
-
Faktor fisik dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok antara lain faktor kesehatan dan anak yang mengalami
kebutuhan khusus. Anak yang kurang sehat memiliki daya tangkap yang kurang
dalam belajar dibandingkan dengan anak yang sehat. Pada anak yang mengalami
kebutuhan khusus, misalnya mengalami bisu, tuli dan menderita epilepsi menjadi
hambatan dalam perkembangan anak untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan
menerima mata pelajaran, terutama pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar.
-
Psikis
Terdapat
beberapa faktor psikis, yaitu:
1) Intelegensi
atau Kemampuan
Anak
yang memiliki intelegensi yang rendah mengalami kesulitan dalam mengikuti
pelajaran dan dapat tertinggal dari teman-temannya yang lain. Karena anak ini
membutuhkan proses belajar yang lebih lambat dan membutuhkan lebih banyak waktu
untuk belajar. Sebaliknya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih
mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, lebih mudah untuk mengambil
keputusan dan kreatif.
2) Perhatian
atau minat
Bagi
seorang anak, mempelajari sesuatu hal yang menarik bagi dirinya akan lebih
mudah untuk diterima dan dipahami. Dalam hal minat, seseorang yang menaruh
minat pada suatu bidang akan mudah dalam mempelajari bidang tersebut.
3) Bakat
Bakat
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Misalnya
anak yang memiliki bakat dalam bidang studi matematika akan lebih mudah dalam
memahami bidang studi tersebut. Kendalanya terkadang orang tua kurang
memperhatikan bakat yang dimiliki anak, sehingga orang tua memaksakan anak
untuk masuk pada keahlian atau bidang tertentu tanpa mengetahui bakat yang
dimiliki anak.
4) Motivasi
Faktor
motivasi memiliki peranan dalam proses belajar. Ketiadaan motivasi baik
internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang semangatnya anak dalam
melakukan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Jika orang tua
atau guru memberikan motivasi kepada anak, maka timbul dorongan pada diri anak
untuk belajar dan anak akan mengetahui manfaat belajar dan tujuan yang hendak
dicapai.
5) Kematangan
Kematangan
adalah tingkat perkembangan yang dialami oleh individu sehingga sudah berfungsi
sebagaimana mestinya.Dalam belajar, kematangan sangat menentukan. Oleh karena
itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan
tingkat kematangan individu.
6) Kepribadian
Kepribadian
mempengaruhi keadaan anak dalam belajar. Dalam proses pembentukan kepribadian,
terdapat beberapa fase yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Seorang anak yang belum mencapai fase tertentu akan mengalami kesulitan
jika orang tua menagajarkan sesuatu yang belum sesuai dengan fase tersebut
kepribadinnya.
b) Faktor
Eksogen
Merupakan
faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan, meliputi :
-
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan yang pertama bagi anak dan juga merupakan kelompok sosial
pertama dalam kehidupan anak karena keluarga merupakan tempat anak belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungannya dengan interaksi
sosial.Dalam hubungan dengan belajar, faktor keluarga memiliki hubungan yang
sangat penting.Keadaan keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya anak
dalam belajar dan juga kondisi atau suasana keluarga menentukan bagaimana anak
dalam belajar dan usaha yang dicapai oleh anak.
-
Faktor Sekolah
Faktor
lingkungan sekolah seperti guru dan kualitas hubungan antara guru dan murid
mempengaruhi semangat anak dalam belajar. Pada faktor guru, guru yang
menunjukkan sikap dan perilaku yang rajin dapat mendorong anak untuk melakukan
hal yang sama. Selain itu juga cara mengajar guru seperti sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki, bagaimana cara guru
mengajarkan pengetahuan dapat menentukan keberhasilan anak dalam belajar.
Disisi lain, hubungan antara guru dan murid juga dapat menentukankeberhasilan
dalam belajar. Seorang anak yang dekat dan mengagumi guru akan lebih mudah
untuk menangkap pelajaran dan memahaminya.
-
Faktor Lingkungan Lain
Faktor
lingkungan lain seperti kondisi keluarga, guru dan fasilitas sekolah. Anak yang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang memiliki
guru dan fasilitas pelajaran yang baik belum tentu menjamin anak untuk dapat
belajar dengan baik. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar anak
di sekolah. Selain itu juga, teman-teman anak di sekolah dan aktivitas yang
dilakukan anak dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Aktivitas di luar
sekolah dapat membantu perkembangan anak akan tetapi tidak semua aktivitas
tersebut bisa membantu. Apabila anak banyak menghabiskan waktu pada aktivitas
di luar sekolah dan diluar rumah, sementara anak kurang mampu dalam membagi
waktu belajar, dengan sendirinya aktivitas tersebut dapat menghambat anak dalam
belajar.
C. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas (disingkat
SMA; bahasa Inggris: Senior High School
atau High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan
formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai
kelas 12.
Pelajar SMA
umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar
pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat) 3 tahun
- maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12
tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001,
pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen
Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai
regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA
negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Desain
Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan
desain penelitian indigenous, penelitian indigenous merupakan merupakan suatu terobosan baru
dalam dunia psikologi karena mampu memahami manusia berdasarkan konteks
kultural/budaya setempat. Hal ini juga sebagai bukti bahwa setiap perilaku
manusia itu akan selalu dan pasti dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat
setempat.
Pendekatan
psikologi indigenus mencakup indigenization
from within dan pendekatan psikologi lintas budaya
mencakup indigenization from without. Pendekatan indigenization from without membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh
komunitas ilmiah di barat kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat dan yang
dipelajari di timur kebanyakan negara dunia ketiga. Adapun indigenization
from within mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu dalam hal
ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan
perspektif indigenous/setempat.
B.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
melakukan penelitain indigenous ini teknik pengambilan data menggunakan
beberapa teknik yaitu:
1.
Angket
terbuka
Adalah angket yang mempunyai bentuk
pertanyaan berupa jawaban singkat atau uraian singkat berbentuk isian. Dalam
penelitian ini angket terbuka akan berisikan beberapa pertanyaan tentang
motivasi dan faktor-faktor prestasi akademik.
2.
Wawancara
Adalah percakapan antara dua orang atau lebih
dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara ini
adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang
diwawancarai.
3. Observasi
Adalah
salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari
suatu sistem.Observasi adalah pengamatan langsung parapembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
berjalan.
C.
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah pelajar SMA di
Malang yang berjumlah 40 orang, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling.
D.
Waktu Penelitian
Rangkaian waktu
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Proposal Penelitian
|
||||||||||||
Survey Lapangan
(penenetuan subjek)
|
||||||||||||
Pembuatan angket
+ draft wawancara + draft observasi
|
||||||||||||
Proses
pengambilan data
|
||||||||||||
Menganalisa hasil
data subjek
|
||||||||||||
Membuat laporan
penelitian
|
||||||||||||
Publikasi
(presentasi kelas)
|
BAB IV
KESIMPULAN
Penelitian indigenous ini adalah
penelitian dengan Judul Motivasi Prestasi Akedemik Pada Siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA) Di Malang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi
manakah yang lebih menonjol pada pelajar SMA di Malang dalam hal prestasi
akademik. Penelitian ini juga membahas mengenai seberapa besar pengaruh budaya
konfusian (nenek moyang) terhadap prestasi belajar anak. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan penelitian yang ditemukan di Korea Selatan dengan
yang ada di Indonesia, khususnya Malang Kota.
DAFTAR PUSTAKA
Fpscs.uii.ac.id (2015). Indigenous Psychology Apa dan Bagaimanana Suara Mahasiswa. From: http://fpscs.uii.ac.id/indigenous-psychology-apa-dan-bagaimana-suara-mahasiswa-470/uncategorised/indigenious,
9 April 2016: 17.03 WIB
_______ (2015). Pengertian
Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. From : http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-prestasi-belajar-menurut.html,
9 April 2016: 17.24 WIB
________(2015). Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik. From: http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html,
9 April 2016: 17.34 WIB
________(2015). Macam-macam
Motivasi Belajar. From: http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/
10 April 2016: 13.17 WIB
_________(2012). Pengertian
Definisi Prestasi Menurut Para Ahli. From: http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-para-ahli/,
10 April 2016: 13.28 WIB
_________(2012). Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik. From: http://winbiewimpie.blogspot.co.id/2012/11/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html,
10 April 2016: 14.07 WIB