Minggu, 18 September 2016

Desain Pelatihan Emotional Quotion (EQ) pada Karyawan




TRAINING NEED ASSESMENT (TNA)

PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah sebuah instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan pelayanan masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Sebagai badan sosial di bidang kesehatan, Puskesmas diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaiknya untuk dapat melayani masyarakat. Tuntutan kerja tersebut haruslah dimiliki oleh semua bagian dari Puskesmas baik dari tenaga administrasi maupun tenaga medisnya. Sehingga untuk  meningkatkan kualitas pekerja, Dinas Kesehatan Kota Malang ingin memberikan pelatihan dan pengembangan kepada tenaga medis yang berada pada puskesmas kota Malang. Sebelum memberikan pelatihan dan pengembangan kepada tenaga medisnya, Dinas Kesehatan Kota Malang melakukan TNA (Training Need Assesment) terlebih dahulu, adapun tahapan dalam TNA adalah sebagai berikut:
1.    Menggali informasi langsung dari sasaran melalui diskusi kelompok yang terfokus. Dalam diskusi ini ditanyakan apa masalah yang dihadapi, pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan dan apakah perlu ada atau diselenggarakannya pelatihan.
2.    Menggali informasi melalui kegiatan PRA (Participatory Rural Appraisal). Melalui pelaksanaan PRA dilanjutkan dengan rencana-rencana peningkatan kegiatan ditingkat kelompok sasaran, dengan ini dapat diperoleh informasi kebutuhan pelatihan yang berasal dari kelompok sasaran sendiri.
3.    Menggali informasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh (key informan) dari kelompok sasaran, disertai dengan pengamatan langsung terhadap kondisi di lapangan (kondisi kelompok sasaran).
4.    Penelitian konvensional yang dilakukan oleh ahli atau pihak lain. Melalui penelitian  terhadap kelompok sasaran yang mencangkup tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan kelompok sasaran dalam melakukan usahanya yang berkaitan dengan isu tertentu dapat diperoleh mengenai informasi kebutuhan pelatihan. Informasi dari hasil penelitian ini masih perlu di konsultasikan dengan kelompok sasaran tersebut untuk memperoleh kepastian pelatihan yang diperlukan.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menghimpun informasi serta data untuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Malang sebagai berikut:
  1. Survei
Survei dilakukan dengan menyebar kuesioner pada karyawan pada Dinkes Kota Malang dan masyarakat
Rounded Rectangle: Kuosioner Survei Dinas Kesehatan Kota Malang
I. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
II. Pertanyaan Kuesioner
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban sejujurnya!
1. Bagaimana kinerja karyawan puskesmas saat ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Apakah Anda memiliki keluhan, kritik, maupun saran pada karyawan psukesmas saat ini? Jika iya sebutkan!
…………………………………………………………………………………………………………………………….
 








2.      Observasi dan Wawancara
Dinkes Kota Malang juga melakukan observasi kondisi puskesmas se-kota Malang dan wawancara pada karyawan puskesmas untuk memperkuat data pelatihan apa yang diperlukan oleh perusahaan dan karyawan.
A.  Analisis Kebutuhan Pelatihan
Mengingat bahwa pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kondisi yang ada saat ini dengan kondisi standard atau kondisi yang diharapkan, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan merupakan alat untuk menganalisis gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisa apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan maka pihak penyelenggara pelatihan dapat memperkirakan manfaat-manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu, lembaga, maupun pihak penyelenggara pelatihan itu sendiri.
B.  Analisis Tingkatan Tugas (Task Analysis)
Analisis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi/fungsi tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis pelatihan semacam apa yang diperlukan. Sehingga pertanyaan yang diajukan adalah:
No
Pertanyaan
1
Apa sajakah tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan/fungsi tertentu?
2
Apakah ada perubahan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan/fungsi sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan di tingkat kelolompok organisasi?
3
Keterampilan dan pengetahuan apa sajakah yang perlu dimiliki agar dapat memenuhi tugas dan tanggung jawabnya secara kompeten?

C.  Analisis Tingkatan Individu (Person Analysis)
Analisis yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu. Analisa ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang dibutuhkan oleh orang tersebut. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah:
No
Pertanyaan
1
Keterampilan dan pengetahuan apa saja yng sudah dimiliki oleh Anda?
2
Pelatihan apa saja yang sudah Anda ikuti?
3
Cara pelatihan apa yang paling dapat mewakili kebutuhan Anda? Pelatihan di ruang kelas, pelatihan di tempat kerja, atau metode yang lain? Apakah lebih baik menggunakan trainer dari luar ataukah dari dalam instansi?

D.       Analisis Tingkatan Organisasi (Organizational Analysis)
Analisis kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis kelompok/organisasi. Adapaun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
No
Pertanyaan
1
Apakah visi dan misi dari puskesmas?
2
Adakah faktor-faktor kunci yang menghambat pencapaian visi dan misi dari puskesmas ini?
3
Faktor-faktor apa sajakah yang harus ditingkatkan dalam pencapaian visi dan misi dari puskesmas ini?

Setelah diidentifikasi, secara naratif ditunjukkan kondisi nyata mengenai kelompok/organisasi baik yang terkait dengan tugas terhadap suatu fungsi/posisi/jabatan tertentu, kemampuan dan keterampilan setiap individu, dan sejauh mana pencapaian visi kelompok/organisasi. Untuk menganalisa kebutuhan pelatihan apa yang bisa diterapkan, perlu dipetakan hasil identifikasi tersebut. Selanjutnya hasil training need assessment (identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan) dapat dipetakan dalam bentuk matrik tabel analisis kebutuhan pelatihan.
1.        Tingkatan Tugas (Task)
Jenis Tugas
Uraian Pelaksanaan Tugas
Kompetensi yang Ada
Kompetensi yang Harus Dimiliki
Gap Kompetensi
Kebutuhan Pelatihan





















2.        Tingkatan Individu (Person)
Daftar Individu
Kompetensi yang Ada Saat Ini
Kompetensi yang Diharapkan
Gap kompetensi
Kebutuhan Pelatihan






















3.    Tingkatan Kelompok/organisasi (Organizational)
Visi, Value, dan Strategi Instansi
Faktor yang Harus Ditingkatkan
Faktor yang Menghambat Pencapaian
Kesenjangan Faktor
Kebutuhan Pelatihan


Faktor yang kuat
Faktor yang lemah

Visi




Value




Strategy





Dinkes Kota Malang juga mengadakan hasil survei masyarakat tentang kepuasan terhadap pelayanan puskesmas di setiap bidangnya, hasil dari survey tersebut adalah:
Dari data tersebut, angka ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja masing-masing bidang kerja di puskesmas lebih banyak mengarah pada perawat.
Dari hasil dan identifikasi Training Need Assessment yang sudah dilakukan, Dinkes Kota Malang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja tim puskesmas kota Malang. Oleh sebat itu pelatihan dan pengembangan yang akan diberikan adalah Emotional Quotion dan Team Work.

Pada program pelatihan dan pengembangan ini akan lebih dikhususkan pada tenaga medis, dimana tenaga medislah yang memiliki kontak langsung dengan pasien dalam penanganan kesehatannya. Program ini akan berusaha untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan emotional quotion dan team work pada karyawan medis Puskesmas Kota Malang khususnya pada tenaga perawat. Perawat dituntut untuk memiliki emotional quotion yang tinggi karena pekerjaannya adalah pekerjaan yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat luas. Di samping itu perawat juga dituntut untuk bisa bekerja secara tim dengan rekan kerjanya ketika merawat seorang pasien.
Dalam program ini akan peserta akan diberikan metode penyampaian materi melalui ceramah, diskusi, permainan, dan simulasi kerja. Peserta juga akan diberikan umpan balik yang akan digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan dirinya pada dunia kerja. Program ini akan menerapkan pengembangan diri/individu kemudian secara bertahap akan dilakukan pengembangan tim. Pemilihan metode pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan ini karena dinilai peserta yang sudah memiliki EQ yang tinggi/sesuai standar kerja akan lebih mudah bekerja dalam kelompok/tim.


PROGRAM PELATIHAN


A.    Persyaratan Sukses Program

Mengingat pada program ini berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan EQ dan team work pada perawat, maka program ini akan lebih memberikan hasil jika dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan dan terkesan santai agar materi bisa dipahami dengan baik oleh peserta.

B.     Tujuan Pelatihan dan Pengembangan

Program ini bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan kemampuan karyawan (perawat) untuk bekerja dalam tim (team work).
2.      Meningkatkan EQ karyawan (perawat) agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien.
3.      Meningkatkan kebersamaan dan rasa saling percaya antar karyawan (perawat).

C.    Sasaran Program Pelatihan dan Pengembangan

Sasaran program ini adalah pelatihan dan pengembangan komponen perilaku karyawan guna menunjang kelancaran tugas kerja sehari-hari. Komponen perilaku yang diharapkan tumbuh dari pelaksanaan program ini adalah:
1.      Mempunyai hubungan interpersonal yang baik
a.       Mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain.
b.      Menghargai perbedaan.
c.       Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala.
d.      Melihat orang lain sebagai bagian dari sukses diri sendiri dan sukses tim.
e.       Terbuka atas masukan (kritik dan saran) dari orang lain.
f.       Tidak memaksanakan kehendak pribadi.
g.      Bersedia menolong orang lain dan mau ditolong orang lain.
2.      Memiliki kecerdasan emosional yang baik
a.       Memiliki kepribadian mentalitas berkelimpahan (abundance mentality)
b.      Memiliki pikiran positif pada orang lain.
c.       Mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d.      Mampu untuk berbicara dengan kata-kata yang enak didengar oleh telinga.
e.       Memiliki sikap yang berusaha untuk membuat orang lain gembira dan memiliki sikap yang menunjukkan kegembiraan.
f.       Memiliki sikap yang senang ketika melihat orang lain senang, dan sedih ketika orang lain sedih.
g.      Mampu memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan oleh orang lain
3.      Memotivasi diri dan orang lain
a.       Mengembangkan inisiatif dan kreativitas diri untuk kesuksesan tim.
b.      Membangkitkan semangat orang lain.
c.       Menghangatkan suasana dengan sifat humoris.
4.      Mempunyai kemampuan dalam pengelolaan diri
a.       Tidak kehilangan kontrol emosi dalam menghadapi tantangan.
b.      Tegar dalam menghadapi situasi panik.
c.       Tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling berjasa dalam kesuksesan tim.

D.    Metode Pelatihan

Dalam program ini. Metode pelatihan yang digunakan adalah:
1.      Ceramah (tentang EQ dan team work)
2.      Diskusi (antar kelompok peserta)
3.      Permainan
4.      Simulasi kerja (penerapan materi dan hasil pengembangan diri melalui situasi pelatihan yang dibuat mirip dengan situasi kerja)

E.     Peserta Pelatihan

Adapun peserta pelatihan dan pengembangan ini adalah perawat pada puskesmas Kota Malang, dimana setiap puskesmas diambil 5 orang perawat. Sehingga dalam program ini total peserta berjumlah 50 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 27 orang dan perempuan sebanyak 23 orang. Sementara rentan usia peserta antara 30 – 40 tahun.

F.     Jadwal Kegiatan

Kegiatan pelatihan dan pengembangan ini akan dilakukan pada:
Hari/tanggal            : Sabtu – Minggu/23 – 24 Agustus 2016
Tempat                    : Hotel Santika Malang
-          Indoor    : Aula Kartini Hotel Santika Malang
-          Outdoor : Lapangan Serba Guna Hotel Santika Malang
Adapun rincian kegiatan adalah sebagai berikut:

Ø  Hari Pertama
Hari
Durasi
Kegiatan
Tempat
Fasilitator
Hari: Sabtu
08.00 – 09.00
1 jam
Check In peserta ke lokasi
Aula Kartini
Tim penyelenggara
09.00 – 10.00
1 jam
Break/istrirahat persiapan acara
Kamar peserta
-
10.00 – 10.30
1 jam
Pembukaan kegiatan pelatihan dan pengembangan
Aula Kartini
Dinkes Kota Malang
10.30 – 11.30
1 jam
Pengenalan fasilitator dan peserta + pre test
Aula Kartini
Tim penyelenggara
11.30 – 12.30
30 min
Sholat/break
Kamar peserta
-
12.30 – 13.30
1 jam
Makan siang
Aula Kartini
-
13.30 – 15.00
1,5 jam
Materi (ceramah) tentang Emotional Quotion
Aula Kartini
Rahman, S.Psi, M.A
15.00 – 15.30
30 min
Sholat/break
Kamar peserta
Rahman, S.Psi, M.A
15.30 – 17.00
1,5 jam
Materi (ceramah) tentang Team Work
Aula Kartini
Mufida, S.Psi., M.A
17.00 – 17.45
45 min
Diskusi (individu dengan fasilitator + antar kelompok peserta)
Aula Kartini
Mufida, S.Psi., M.A
17.45 – 18.30
30 min
Sholat/istirahat
Kamar Peserta
-
18.30 – 19.30
1 jam
Makan malam
Aula Kartini
-
19.30 – 20.00
30 min
Game ringan (untuk saling mengenal, membangun keakraban, membangun komunikasi)
Aula Kartini
Tim pelatihan
20.00 – 04.30
8 jam
Istirahat malam
Kamar Peserta
-           

Ø  Hari Kedua
Hari
Durasi
Kegiatan
Tempat
Fasilitator
Hari: Minggu
04.30 – 06.00
1,5 jam
Sholat/persiapan
Kamar peserta
-
06.00 – 06.30
30 min
Senam Pagi
Lapangan
Tim Pelatihan
06.30 – 07.30
1 jam
Makan pagi
Lapangan
-
07.30 – 08.00
30 min
Game (ice breaking)
Lapangan
Tim Pelatihan
08.00 – 08.30
30 min
Debrief
Lapangan
Tim Pelatihan
08.30 – 09.00
30 min
Game (EQ)
Lapangan
Tim Pelatihan
09.00 – 09.30
30 min
Debrief
Lapangan
Tim Pelatihan
09.30 – 10.30
1 jam
Game (team work)
Lapangan
Tim Pelatihan
10.30 – 11.00
30 min
Debrief
Lapangan
Tim Pelatihan
11.00 – 12.00
30 min
Bersih diri
Kamar peserta
-
12.00 – 12.30
30 min
Sholat/break
Kamar peserta
-
12.30 – 13.30
1 jam
Makan siang
Aula Kartini
-
13.30 – 14.00
30 min
Persiapan simulasi
Aula Kartini
Dina, S.Ked., M.Si
14.00 – 15.00
1 jam
Simulasi (kelompok 1-5)
Aula Kartini
Dina, S.Ked., M.Si
15.00 – 15.30
30 min
Sholat/break
Kamar peserta
-
15.30 – 16.30
1 jam
Simulasi (kelompok 6-10)
Aula Kartini
Dina, S.Ked., M.Si
16.30 – 17.00
30 min
Feed back/evaluasi simulasi
Aula Kartini
Dina, S.Ked., M.Si
17.00 – 18.00
1 jam
Makan + Awarding
Aula Kartini
Tim Penyelenggara
18.00 – 18.30
30 min
Sholat/break
Kamar peserta
-
18.30 – 19.00
30 min
Penutupan + post test
Aula Kartini
Dinkes Kota Malang




G. Jenis Kegiatan

1.      Materi (ceramah) “Emotional Quotion”

Pada kegiatan ini akan di jelaskan tentang Emotional Quotion seperti pengertian dan perilaku yang menunjukkan seseorang memiliki EQ yang baik, materi ini akan difasilitasi oleh pemateri bapak Rahman, S.Psi, M.A. Durasi ceramah dialokasikan selama 1,5 jam dengan menggunakan LCD sebagai media penyampaiannya dan peserta akan diberikan modul tentang EQ, kegiatan ini dilakukan di dalam ruangan.

2.      Materi (ceramah) “Team Work”

Pada kegiatan ini akan dijelaskan tentang Team Work, seperti pengertian dan perilaku yang dapat meningkatkan team work dalam dunia kerja. Materi akan disampaikan oleh ibu Mufida, S.Psi., M.A dengan LCD sebagai media penyampaian materinya dan peserta akan diberikan modul tentang Team Work, kegiatan ini dilakukan di dalam ruangan.

3.      Game ringan (pengakraban)

Pada permainan ini fasilitator mencoba untuk mengakrabkan peserta yang belum saling mengenal melalui komunikasi yang efektif, adapun permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø “Age and Name Line Up”:
-          Teaching points:
a.       Melatih  konsentrasi pada tugas
b.      Mengembangkan cara berkomunikasi efektif
c.       Melatih untuk berinovasi
d.      Aplikasi praktis dalam proses memecahkan permasalahan
e.       Kepemimpinan bersama
-          Jumlah peserta       :50 orang (dibagi menjadi 2 tim)
-          Lama permainan    : 30 menit
-          Lokasi                   : Di dalam aula hotel
-          Perlengkapan         : Kertas koran
-          Instruksi                :
Peserta akan di bagi menjadi 2 tim (25 orang/tim). Kemudian perserta diminta untuk berdiri di atas kertas koran yang sudah disediakan dan diminta pada kedua tim untuk saling berhadapan. Selanjutnya peserta di dalam masing-masing tim diminta untuk mengatur barisan sesuai dengan usia mereka, urutan nama dari A-Z, dan dari Z-A. Mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara dalam menyusun barisan tersebut.
-          Debriefing             :
a.      Kesulitan apa yang Anda temukan saat menyusun barisan? (knowledge)
b.      Apa faktor yang bisa membuat Anda menyusun barisan dengan benar? Dan apa yang membuat mereka menyusun dengan salah? (comprehension)
c.       Apakah semua peserta melakukan cara yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d.      Siapakah yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e.       Bagaimanakah cara-cara baru dari masing-masing tim untuk berkomunikasi sehingga akan menjadi berhasil? (synthesis)
f.        Apakah semua orang menyetujui cara yang dilakukan tim yang bisa berhasil? (evaluation)
g.      Apabila permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok  seperti apa? (form concept)
h.      Apakah perilaku dalam permainan tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)

4.      Senam Pagi

Kegiatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk kegiatan selanjutnya, adapun rincian kegiatannya berupa:
-          Jumlah peserta       : 50 orang
-          Durasi                    : 30 menit
-          Perlengkapan         : Tidak ada
-          Lokasi                   : Lapangan serba guna hotel
-          Instruksi                :

Ø  Peregangan (Stretching)
a.       Peserta di minta untuk berkumpul di halaman hotel dan membentuk lingkaran besar.
b.      Kemudian peserta di minta  untuk bergantian menghitung dari 1 – 8 pada setiap gerakan.
c.       Kepala didorong, kedua tangan mendongak ke atas, kepala ditarik, kedua tangan mendongok ke bawah.
d.      Kepala didorong, tangan kiri miring ke kiri – tangan kanan di pinggang. Kepala didorong, tangan kanan miring ke kanan – tangan kiri di pinggang.
e.       Kepala didorong, tangan kanan menengok ke kiri – tangan kiri di pinggang. Kepala didorong, tangan kiri menengok ke kanan tangan kanan di pinggang.
f.       Tangan kanan ditarik, tangan kiri kea rah belakang kiri. Tangan kiri ditarik, tangan kanan kiri kea rah belakang kanan.
g.      Siku kanan ditarik, tangan kanan di belakang kepala. Siku kanan ditarik, tangan kiri di belakang kepala.

Ø  Pendinginan (Cooling Down)
a.       Peserta diminta untuk tetap berada dalam lingkaran.
b.      Peserta diminta untuk mengambil napas panjang sebanyak 5 kali
c.       Peserta secara bergantian menyebutkan satu – dua – tiga sebanyak 4 kali
d.      Gerakan kepala => kedua tangan bertolak pinggang, kedua kaki terbuka selangkah ke samping, sikap badan dipertahankan tetap menghadap ke depan:
-       Gerakan kepala ke atas (dari memandang ke depan kemudian mendongok ke atas) dua kali dan ke bawah (dari mencongak langsung kepala ditundukkan ke bawah) dua kali.
-       Gerakan kepala dari tegak memandang ke depan dipatahkan ke kiri (wajah tetap melihat ke depan dua kali dank e kanan dua kali)
e.       Gerakan bahu => kedua kaki merapat:
-            Tangan kiri diulurkan ke atas lurus dan tangan kanan di samping badan lurus ke bawah, sentakkan kedua tangan ke belakang dua kali, bergantian dengan tangan kanan yang dijulurkan ke atas dan tangan kiri ke bawah disentakkan dua kali
f.       Gerakan pinggang => kedua kaki terbuka selangkah ke samping
-            Kedua tangan bertolak pinggang, badan bagian atas sebatas pinggang ditolehkan ke kiri belakang dua kali dan ke kanan belakang dua kali.
-            Badan tegak menghadap ke depan badan dibungkukkan, tangan kanan lurus disentuhkan ujung kaki kiri bersamaan dengan tangan kiri lurus ke atas dua kali dan sebaliknya dua kali.
g.      Gerakan kombinasi => kedua kaki merapat
-            Badan dibungkukkan ke depan dan kedua tangan berusaha memegang kedua ujung kaki satu kali (kedua kaki tetap lurus), lutut ditekuk seperti jongkok dan kedua tangan lurus ke depan satu kali, kembali lagi badan dibungkukkan ke depan dan kedua tangan berusaha memegang ujung kaki satu kali, diakhiri dengan berdiri bertolak pinggang dengan badan bagian atas dipatahkan ke belakang satu kali.

Ø  Penutup
a.       Kedua tangan dijulurkan ke atas lurus kedua kaki berjingkat-jingkat dan tangan menggapai-gapai ke atas (dengan hitungan satu – dua – tiga …… dan pada hitungan …… empat) badan dijongkokkan sedikit dan kedua tangan dikibaskan ke bawah sambil berteriak “haaaaaah!” sebanyak empat kali.
b.      Sikap badan tegak menghadap ke depan: menarik napas panjang dengan menggerakkan ke dua tangan kiri dan kanan ke atas (aba-aba: tariiik …), menahan napas sebentar (aba-aba: tahaaan …), dan menghembuskan semua udara yang diparu-paru (aba-aba: lepaaas …) dilakukan sebanyak empat kali.

5.      Ice Breaking

Dalam kegiatan ice breaking, peserta akan diajak untuk bermain agar terpecah suasana “kaku” sebelum memulai aktivitas selanjtnya, permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø Sepatu mu, Sepatu ku
-          Teaching point        :
a.       Melatih kepekaan pada lingkungan
b.      Melatih komunikasi mendalam
c.       Melatih membangun raport
-          Jumlah peserta        : 50 orang
-          Lama permainan     : 30 menit
-          Lokasi                   : Lapangan serba guna hotel
-          Perlengkapan         : Sepatu peserta, karung besar
-          Instruksi                :
Peserta diminta untuk melepas sepasang sepatunya, dan peserta diarahkan untuk memasukkan sepatu mereka ke dalam wadah yang sudah disediakan. Setelah semua terkumpul, peserta diminta satu per satu untuk mengambil 2 pasang sepatu dengan menutup mata. Setelah semua peserta mendapatkan sepasang sepatu (yang bukan miliknya), kemudian peserta berikan instruksi untuk segera mencari orang yang memiliki sepatu tersebut. Peserta harus mencari 2 orang, karena mereka memegang 2 pasang sepatu yang berbeda. Tugas peserta adalah mengembalikan sepatu kepada pemiliknya, dan berkenalan dengan pemiliknya. Perkenalan harus sedalam-dalamnya, tidak hanya nama. Mungkin bisa menanyakan umur, status, alamat rumah, jumlah anak/saudara, dll. Jika waktu telah habis, maka saatnya untuk melakukan tes pada peserta. Uji beberapa peserta untuk mengenali orang yang sepatunya ia kembalikan tadi. beri beberapa pertanyaan untuk menguji, seperti siapa namanya, tanggal lahirnya, nama istri/suami, ukuran sepatu, dll. Bagi peserta yang tidak bisa dapat dikumpulkan dan di beri hukuman ringan.
-          Debriefing:
a.       Kesulitan apa yang Anda menemukan pemilik sepatu tersebut? (knowledge)
b.      Apa faktor yang bisa membuat Anda dapat menemukan orang yang benar? Dan apa yang membuat Anda menemukan orang yang salah? (comprehension)
c.       Apakah semua peserta melakukan cara yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d.      Siapakah yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e.       Seaindainya Anda diberikan kesempatan untuk mengulang, perilaku apa yang bisa membuat Anda lebih sukses? (synthesis)
f.       Apakah Anda enyetujui cara yang dilakukan orang lain yang bisa berhasil? (evaluation)
g.      Apabila permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan apa yang tepat? (form concept)
h.      Apakah perilaku dalam permainan tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat Anda sukses? (test concept).

6.      Game Emotional Quotion

Dalam permainan ini peserta akan diberikan permainan yang akan melatih dan mengembangkan rasa empatinya kepada orang lain, permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø Melempar bola (Ball Tossing)
-          Teaching Points    :
a.       Fokus pada pekerjaan
b.      Sesnsivitas terhadap orang lain
c.       Pelayanan prima
d.      Inovasi
-          Jumlah peserta       : 50 orang (dibagi menjadi 5 tim @10 orag/tim)
-          Lama permainan    : 30 menit
-          Lokasi                   : Lapangan serba guna hotel
-          Perlengkapan         : lima buhah bola, stop-watch, peluit
-          Instruksi                :
Peserta akan dibagi menjadi lima kelompok, dimana setiap kelompok berisikan 10 orang. Peserta diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya kemudian membentuk lingkaran dengan wajah menghadap ke tengah dan berhadapan dengan peserta lain. Selanjutnya peserta diminta untuk melempar sebuah bola ke peserta lain dengan menyebutkan namanya sendiri dan nama orang lain yang akan diberikan bola, misalkan: Saya SIlvana, saya akan melempar bola kepada Saudara Mufida. Selanjutnya orang yang diberi bola juga menyebutkan namanya dan memberikan kepada orang lain sambil menyebut nama orang lain pula sama dengan orang pertama. Hal yang sama dilakukan secara bergantian pada peserta lainnya. Tolak ukur keberhasilan permainan ini adalah berapa banyak kesalahan menyebut nama sendiri dan nama orang lain, juga jumlah bola yang terjatuh.
-          Debriefing             :
a.       Apa yang Anda rasakan saat melakukan permainan tersebut?
b.      Apa faktor yang bisa Anda dapat menyebutkan nama teman Anda dengan benar? Dan apa yang membuat Anda menyebutkan dengan salah? (comprehension)
c.       Apakah semua peserta melakukan cara yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d.      Siapakah yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e.       Jika permainan akan diulangi perilaku apa yang akan Anda lakukan untuk membuatnya berhasil? (synthesis)
f.        Apakah Anda setuju dengan cara yang dilakukan oleh Saudara …… sehigga ia bisa berhasil? (evaluation)
g.      Apabila permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok  seperti apa? (form concept)
h.      Apakah perilaku dalam permainan tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)

7.      Game Team Work

Dalam permainan ini peserta akan diberikan stimulus untuk bisa meningkatkan team worknya, permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø Trust Fall
-          Teaching Points    :
a.       Mengembangkan rasa percaya diri pada diri sendiri
b.      Mengembangkan rasa percaya diri pada diri orang lain
c.       Mengembangkan kerjasama kelompok dan saling ketergantungan
d.      Mengembangkan sifat bekerja dengan fokus yang dalam
e.       Melatih keberanian mengambil resiko
-          Jumlah peserta       : 50 orang (dibagi menjadi 2 tim @25 orang/tim)
-          Lama permainan    : 1 jam
-          Lokasi                   : Lapangan serba guna hotel
-          Perlengkapan         :Helm untuk semua anggota yang terlibat, drum minyak/bangku yang dapat membuat posisi seseorang cukup tinggi.
-          Instruksi                :
Seorang peserta diminta untuk berdiri di atas drum/bangku kemudian menghadap ke depan. Peserta lainnya berada di bawah dan mengambil posisi di belakang saling berhadapan. Mereka berpasangan dengan tangan ke depan saling mengunci pada lengan orang di depannya. Tujuannya adalah menangkap orang yang berdiri di atas drum atau kursi pada waktu dia menjatuhkan diri. Orang tersebut harus menjatuhkan diri ke belakang dengan tangan berdekap di depan dan lakukan secara bergantian hingga semua anggota tim mendapat giliran.
-          Debriefing             :
a.       Apa yang Anda rasakan dalam permainan tadi (saat menjatuhkan dan saat menangkap? (knowledge)
b.      Apa yang Anda lakukan sehingga Anda bisa berhasil dalam permainan tadi? Apa juga yang membuat Anda gagal? (comprehension)
c.       Apakah yang Anda lakukan dalam permainan tadi juga dilakukan oleh orang lain? (application)
d.      Siapakah di antara Anda yang membuat permainan tadi berhasil? (analysis)
e.       Jika seandainya permainan tadi di ulangi kembali, apa yang akan Anda lakukan untuk lebih sukses? (syhntesis)
f.       Apakah Anda setuju dengan cara penyelesaian yang dilakukan oleh Saudara …. dalam permainan tadi? (evaluation)
g.      Apabila permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok  seperti apa? (form concept)
h.      Apakah perilaku dalam permainan tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)

8.      Simulasi (simulation)

Dalam kegiatan ini peserta akan diberikan pengarahan dan mereka akan melakukan praktik kerja yang baik seperti yang diarakan oleh pemateri, dalam kegiatan ini simulasi akan difasiliasi oleh ibu Dina, S.Ked., M.Si selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Malang. Kegiatan ini akan dilakukan secara berkelompok yaitu 5 orang setiap kelompok sehingga terdapat 10 kelompok. Setiap kelompok akan diberikan 1 kasus, dimana 1 orang berperan sebagai pasien dan 4 lainnya sebagai perawat. Simulasi akan dilakukan di depan para peserta lain sehingga semua orang bisa melihat bagaimana melakukan pelayanan dan kerja sam tim yang baik saat bekerja. Setelah semua kelompok melakukan simulasi, fasilitator akan memberikan evaluasi dan juga feed pada setiap kinerja kelompok, disini peserta juga bisa melakukan sesi tanya jawab dengan fasilitator.


9.      Awarding

Sebagai bentuk apresiasi dari penyelenggara kegiatan, peserta akan mendapatkan award dari kegiatan yang dilakukannya selama dua hari tersebut. Adapun award yang akan diberikan misalnya peserta terdisiplin, teraktif, paling rapi, dan kelompok yang berhasil menang dalam permainan.

H.      Gambaran Area Pelatihan















AREA INDOOR




LCD


PODIUM


<=






Tempat Peserta





































































































Ruang Makan

























































AREA OUTDOOR






15 X 10 m



















I.       Rincian Keuangan


No
Kebutuhan
Biaya
Banyaknya
Jumlah
Peserta
Total
1
Makan
@30.000
5
50
750.000
2
Modul
@10.000
2
50
1.000.000
3
Peralatan game
@   5.000
2
50
500.000
4
ATK lengkap
@20.000
1
50
1.000.000
5
Dokumentasi
@20.000
1
50
1.000.000
6
Souvenir
@30.000
1
50
1.500.000
7
Administrasi (name tag, pre test, post test)
@10.000
1
50
500.000
8
Kamar hotel
@300.000
2
50
15.000.000
9
Sewa Aula + lapangan
@1.000.000
1

1.000.000
10
Vee fasilitator
@1.000.000
2

2.000.000
11
Akomodasi fasilitator
@100.000
2

200.000
12
Vee tim pelatihan
@1.000.000
3

3.000.000
13
Akomodasi tim pelatihan
@100.000
3

300.000
14
Peralatan simulasi
@300.000


300.000
15
Kebutuhan tak terduga
@300.000


300.000
TOTAL


Rp. 28.500.000



EVALUASI HASIL PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


Dengan adanya evaluasi ini bukan berarti proses pelatihan telah berakhir namun dengan evaluasi atau penilaian akan ditarik suatu kesimpulan apakah peserta pelatihan sudah memahami setiap materi yang diberikan ataukah tidak sama sekali. Adapun prosedur  dan proses evaluasi pelatihan ini adalah:
1). Langkah pertama, adalah mengumpulkan data yang meliputi materi, penyajian dan pengolahan materi, urutan pelaksanaan sesi, partisipasi pekerja, kinerja trainer, kerja penyelenggara, suasana training yang tercipta, tempat akomodasi dan konsumsi, manfaat training bagi peserta, dan tanggapan/saran untuk perbaikan training yang akan datang.  Data evaluasi dapat dikumpulkan melalui dua cara, yaitu: Pre test dan post test, untuk menilai sejauh mana tujuan training tercapai; Pengamatan, wawancara, kuisoner, daftar cek, daftar isian, dan kesan atau tanggapan peserta, untuk mengukur hasil-hasil yang sudah dicapai oleh peserta training. Beberapa teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam pelatihan ini adalah melalui pre test dan post test, serta evaluasi penyelenggaraan pelatihan.
a.       Pre test dan post tes (skala likert)
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
S
TS
STS
1
Saya adalah orang yang mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain.




2
Saya bisa mengembangkan inisiatif dan kreativitas diri untuk kesuksesan tim.




3
Saya tidak memiliki kepribadian mentalitas berkelimpahan




4
Saya bisa menghargai perbedaan.




5
Saya tidak bisa membangkitkan semangat orang lain.




6
Saya rasa saya kurang mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain.




7
Saya dapat melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala.




8
Saya adalah orang yang mampu untuk berbicara dengan kata-kata yang enak didengar oleh telinga.




9
Saya kurang bisa bekeja dengan orang lain.




10
Saya adalah orang yang memiliki pikiran positif pada orang lain.




11
Saya tidak pernah melihat orang lain sebagai bagian dari sukses diri sendiri dan sukses tim.




12
Saya tidak bisa tegar dalam menghadapi situasi panik




13
Saya selalu menghangatkan suasana dengan sifat humoris.




14
Saya bukan orang yang erbuka atas masukan (kritik dan saran) dari orang lain.




15
Saya kehilangan kontrol emosi dalam menghadapi tantangan.




16
Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang paling berjasa dalam kesuksesan tim.




17
Saya bersedia menolong orang lain dan mau ditolong orang lain.




18
Saya tidak emiliki sikap yang berusaha untuk membuat orang lain gembira dan memiliki sikap yang menunjukkan kegembiraan




19
Saya adalah orang yang tidak memaksanakan kehendak pribadi.




20
Saya bukan orang yang bisa memehami orang lain tanpa ia mengatakannya





b.      Evaluasi penyelenggaraan pelatihan

Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Nama Pelatihan            :
Tanggal Pelatihan         :
Keterangan                  :
1.      Cukup
2.      Kurang
3.      Baik
4.      Sangat baik

Materi Pelatihan (Modul)
Pilihan Jawaban
1
2
3
4
1.   Tulisan di dalam materi jelas dan bisa dimengerti




2.   Materi dapat menambah pengetahuan





Fasilitator
Pilihan Jawaban
1
2
3
4
1.   Fasilitator menguasai teori pelatihan




2.   Fasilitator menguasai praktik pada pelatihan





2). Langkah kedua, menyusun data itu menjadi suatu kumpulan data berdasarkan kerangka tertentu. Dari data training yang sudah disusun itu, ditarik kesimpulan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam training, jalannya training, hasil yang diperoleh peserta training, dari training yang telah diikuti.
3). Langkah ketiga adalah membuat analisis data data tentang pelaksanaan training untuk mengetahui sejauhmana tujuan training tercapai. Jika tujuan tidak tercapai, maka dicari penyebabnya. Jika tercapai, dicari faktor-faktor pendukungnya. Dari hasil analisis itu, dibuat kesimpulan bahwa training dengan segala segi dan unsur-unsurnya sebagai proses pembelajaran dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan peserta telah mencapai atau tidak mencapai tujuan.


















MODUL PELATIHAN
GOOD SERVICE!
WITH A GOOD EQ AND EXECELLENT TEAM WORK













OLEH 
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG



MODUL PELATIHAN


A. Emotional Quotion
Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli, Definisi, Faktor—Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Faktor Kecerdasan Emosional
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey (Goleman, 200 : 57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu:
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam  menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2002 : 57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002 : 59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.







B. TEAM WORK
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.
Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan. 
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996). Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama. 

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim. 



Jenis Teamwork 
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu: 
1. Tim Formal 
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal. 
2. Tim Vertikal 
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal 
3. Tim Horizontal 
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda. 
4. Tim dengan Tugas Khusus 
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus. 
5. Tim Mandiri 
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih. 
6. Tim Pemecahan Masalah 
Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar