TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MATA KULIAH DESAIN DAN EVALUASI PELATIHAN
“PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
EMOTIONAL QUOTION (EQ) DAN TEAMWORK PADA PERAWAT DI PUSKESMAS KOTA MALANG“
OLEH:
SILVANA MUFIDA
13610010
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
JUNI 2016
DAFTAR ISI
TRAINING NEED ASSESMENT (TNA)
PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) adalah sebuah instansi pemerintah yang berfungsi sebagai
badan pelayanan masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Sebagai badan sosial di bidang kesehatan, Puskesmas
diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaiknya untuk dapat melayani
masyarakat. Tuntutan kerja tersebut haruslah dimiliki oleh semua bagian dari
Puskesmas baik dari tenaga administrasi maupun tenaga medisnya. Sehingga
untuk meningkatkan kualitas pekerja,
Dinas Kesehatan Kota Malang ingin memberikan pelatihan dan pengembangan kepada
tenaga medis yang berada pada puskesmas kota Malang. Sebelum memberikan
pelatihan dan pengembangan kepada tenaga medisnya, Dinas Kesehatan Kota Malang
melakukan TNA (Training Need Assesment)
terlebih dahulu, adapun tahapan dalam TNA adalah sebagai berikut:
1.
Menggali informasi langsung dari sasaran
melalui diskusi kelompok yang terfokus. Dalam diskusi ini ditanyakan apa
masalah yang dihadapi, pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan dan
apakah perlu ada atau diselenggarakannya pelatihan.
2.
Menggali informasi melalui kegiatan PRA (Participatory Rural Appraisal). Melalui
pelaksanaan PRA dilanjutkan dengan rencana-rencana peningkatan kegiatan
ditingkat kelompok sasaran, dengan ini dapat diperoleh informasi kebutuhan
pelatihan yang berasal dari kelompok sasaran sendiri.
3.
Menggali informasi melalui wawancara
dengan beberapa tokoh (key informan)
dari kelompok sasaran, disertai dengan pengamatan langsung terhadap kondisi di
lapangan (kondisi kelompok sasaran).
4.
Penelitian konvensional yang dilakukan
oleh ahli atau pihak lain. Melalui penelitian
terhadap kelompok sasaran yang mencangkup tingkat pengetahuan dan
tingkat keterampilan kelompok sasaran dalam melakukan usahanya yang berkaitan
dengan isu tertentu dapat diperoleh mengenai informasi kebutuhan pelatihan.
Informasi dari hasil penelitian ini masih perlu di konsultasikan dengan
kelompok sasaran tersebut untuk memperoleh kepastian pelatihan yang diperlukan.
Metode yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menghimpun informasi serta data untuk identifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Malang
sebagai berikut:
- Survei
Survei
dilakukan dengan menyebar kuesioner pada karyawan pada Dinkes Kota Malang dan
masyarakat
2. Observasi dan Wawancara
Dinkes
Kota Malang juga melakukan observasi kondisi puskesmas se-kota Malang dan
wawancara pada karyawan puskesmas untuk memperkuat data pelatihan apa yang
diperlukan oleh perusahaan dan karyawan.
A. Analisis
Kebutuhan Pelatihan
Mengingat
bahwa pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap
(kesenjangan) antara kondisi yang ada saat ini dengan kondisi standard atau
kondisi yang diharapkan, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan
merupakan alat untuk menganalisis gap-gap yang ada tersebut dan melakukan
analisa apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu
pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan maka pihak
penyelenggara pelatihan dapat memperkirakan manfaat-manfaat apa saja yang bisa
didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu,
lembaga, maupun pihak penyelenggara pelatihan itu sendiri.
B. Analisis
Tingkatan Tugas (Task Analysis)
Analisis
yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi/fungsi
tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis
ketrampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis
pelatihan semacam apa yang diperlukan. Sehingga pertanyaan yang diajukan
adalah:
No
|
Pertanyaan
|
1
|
Apa
sajakah tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan/fungsi tertentu?
|
2
|
Apakah
ada perubahan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan/fungsi sehubungan
dengan adanya perubahan kebijakan di tingkat kelolompok organisasi?
|
3
|
Keterampilan
dan pengetahuan apa sajakah yang perlu dimiliki agar dapat memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya secara kompeten?
|
C. Analisis
Tingkatan Individu (Person Analysis)
Analisis
yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu. Analisa
ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang dibutuhkan
oleh orang tersebut. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah:
No
|
Pertanyaan
|
1
|
Keterampilan
dan pengetahuan apa saja yng sudah dimiliki oleh Anda?
|
2
|
Pelatihan
apa saja yang sudah Anda ikuti?
|
3
|
Cara
pelatihan apa yang paling dapat mewakili kebutuhan Anda? Pelatihan di ruang
kelas, pelatihan di tempat kerja, atau metode yang lain? Apakah lebih baik
menggunakan trainer dari luar ataukah dari dalam instansi?
|
D. Analisis Tingkatan Organisasi (Organizational Analysis)
Analisis
kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis
kelompok/organisasi. Adapaun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
No
|
Pertanyaan
|
1
|
Apakah
visi dan misi dari puskesmas?
|
2
|
Adakah
faktor-faktor kunci yang menghambat pencapaian visi dan misi dari puskesmas
ini?
|
3
|
Faktor-faktor
apa sajakah yang harus ditingkatkan dalam pencapaian visi dan misi dari
puskesmas ini?
|
Setelah
diidentifikasi, secara naratif ditunjukkan kondisi nyata mengenai
kelompok/organisasi baik yang terkait dengan tugas terhadap suatu
fungsi/posisi/jabatan tertentu, kemampuan dan keterampilan setiap individu, dan
sejauh mana pencapaian visi kelompok/organisasi. Untuk menganalisa kebutuhan
pelatihan apa yang bisa diterapkan, perlu dipetakan hasil identifikasi
tersebut. Selanjutnya hasil training need
assessment (identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan) dapat dipetakan
dalam bentuk matrik tabel analisis kebutuhan pelatihan.
1.
Tingkatan Tugas (Task)
Jenis Tugas
|
Uraian Pelaksanaan Tugas
|
Kompetensi yang Ada
|
Kompetensi yang Harus Dimiliki
|
Gap Kompetensi
|
Kebutuhan Pelatihan
|
||||
2.
Tingkatan Individu (Person)
Daftar Individu
|
Kompetensi yang Ada Saat Ini
|
Kompetensi yang Diharapkan
|
Gap kompetensi
|
Kebutuhan Pelatihan
|
|||
3.
Tingkatan Kelompok/organisasi (Organizational)
Visi, Value, dan Strategi
Instansi
|
Faktor yang Harus Ditingkatkan
|
Faktor yang Menghambat Pencapaian
|
Kesenjangan Faktor
|
|
Kebutuhan Pelatihan
|
||||
Faktor
yang kuat
|
Faktor
yang lemah
|
|||
Visi
|
||||
Value
|
||||
Strategy
|
Dinkes Kota Malang juga
mengadakan hasil survei masyarakat tentang kepuasan terhadap pelayanan
puskesmas di setiap bidangnya, hasil dari survey tersebut adalah:
Dari data tersebut,
angka ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja masing-masing bidang kerja di
puskesmas lebih banyak mengarah pada perawat.
Dari
hasil dan identifikasi Training Need Assessment yang sudah dilakukan, Dinkes
Kota Malang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja tim
puskesmas kota Malang. Oleh sebat itu pelatihan dan pengembangan yang akan
diberikan adalah Emotional Quotion dan Team Work.
Pada program pelatihan dan
pengembangan ini akan lebih dikhususkan pada tenaga medis, dimana tenaga
medislah yang memiliki kontak langsung dengan pasien dalam penanganan
kesehatannya. Program ini akan berusaha untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan emotional quotion dan team work pada karyawan medis Puskesmas
Kota Malang khususnya pada tenaga perawat. Perawat dituntut untuk memiliki emotional quotion yang tinggi karena
pekerjaannya adalah pekerjaan yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat
luas. Di samping itu perawat juga dituntut untuk bisa bekerja secara tim dengan
rekan kerjanya ketika merawat seorang pasien.
Dalam program ini akan peserta akan
diberikan metode penyampaian materi melalui ceramah, diskusi, permainan, dan
simulasi kerja. Peserta juga akan diberikan umpan balik yang akan digunakan
sebagai bahan untuk mengembangkan dirinya pada dunia kerja. Program ini akan
menerapkan pengembangan diri/individu kemudian secara bertahap akan dilakukan
pengembangan tim. Pemilihan metode pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan ini karena dinilai peserta yang sudah memiliki EQ yang
tinggi/sesuai standar kerja akan lebih mudah bekerja dalam kelompok/tim.
PROGRAM PELATIHAN
A. Persyaratan Sukses Program
Mengingat
pada program ini berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan EQ dan team work
pada perawat, maka program ini akan lebih memberikan hasil jika dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan dan terkesan santai agar materi bisa dipahami
dengan baik oleh peserta.
B. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Program
ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan
kemampuan karyawan (perawat) untuk bekerja dalam tim (team work).
2. Meningkatkan
EQ karyawan (perawat) agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal pada
pasien.
3. Meningkatkan
kebersamaan dan rasa saling percaya antar karyawan (perawat).
C. Sasaran Program Pelatihan dan Pengembangan
Sasaran
program ini adalah pelatihan dan pengembangan komponen perilaku karyawan guna
menunjang kelancaran tugas kerja sehari-hari. Komponen perilaku yang diharapkan
tumbuh dari pelaksanaan program ini adalah:
1. Mempunyai
hubungan interpersonal yang baik
a. Mau
mendengar dan menghargai pendapat orang lain.
b. Menghargai
perbedaan.
c. Melihat
kelemahan orang lain bukan sebagai kendala.
d. Melihat
orang lain sebagai bagian dari sukses diri sendiri dan sukses tim.
e. Terbuka
atas masukan (kritik dan saran) dari orang lain.
f. Tidak
memaksanakan kehendak pribadi.
g. Bersedia
menolong orang lain dan mau ditolong orang lain.
2. Memiliki
kecerdasan emosional yang baik
a. Memiliki
kepribadian mentalitas berkelimpahan (abundance mentality)
b. Memiliki
pikiran positif pada orang lain.
c. Mampu
merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d. Mampu
untuk berbicara dengan kata-kata yang enak didengar oleh telinga.
e. Memiliki
sikap yang berusaha untuk membuat orang lain gembira dan memiliki sikap yang
menunjukkan kegembiraan.
f. Memiliki
sikap yang senang ketika melihat orang lain senang, dan sedih ketika orang lain
sedih.
g. Mampu
memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan oleh orang lain
3. Memotivasi
diri dan orang lain
a. Mengembangkan
inisiatif dan kreativitas diri untuk kesuksesan tim.
b. Membangkitkan
semangat orang lain.
c. Menghangatkan
suasana dengan sifat humoris.
4. Mempunyai
kemampuan dalam pengelolaan diri
a. Tidak
kehilangan kontrol emosi dalam menghadapi tantangan.
b. Tegar
dalam menghadapi situasi panik.
c. Tidak
menganggap dirinya sebagai orang yang paling berjasa dalam kesuksesan tim.
D. Metode Pelatihan
Dalam
program ini. Metode pelatihan yang digunakan adalah:
1. Ceramah
(tentang EQ dan team work)
2. Diskusi
(antar kelompok peserta)
3. Permainan
4. Simulasi
kerja (penerapan materi dan hasil pengembangan diri melalui situasi pelatihan
yang dibuat mirip dengan situasi kerja)
E. Peserta Pelatihan
Adapun peserta
pelatihan dan pengembangan ini adalah perawat pada puskesmas Kota Malang,
dimana setiap puskesmas diambil 5 orang perawat. Sehingga dalam program ini total
peserta berjumlah 50 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 27 orang dan
perempuan sebanyak 23 orang. Sementara rentan usia peserta antara 30 – 40 tahun.
F. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
pelatihan dan pengembangan ini akan dilakukan pada:
Hari/tanggal : Sabtu – Minggu/23 – 24 Agustus
2016
Tempat :
Hotel Santika Malang
-
Indoor
: Aula Kartini Hotel Santika Malang
-
Outdoor : Lapangan Serba Guna Hotel
Santika Malang
Adapun
rincian kegiatan adalah sebagai berikut:
Ø Hari Pertama
Hari
|
Durasi
|
Kegiatan
|
Tempat
|
Fasilitator
|
Hari: Sabtu
|
||||
08.00 – 09.00
|
1 jam
|
Check In peserta ke
lokasi
|
Aula
Kartini
|
Tim
penyelenggara
|
09.00 – 10.00
|
1 jam
|
Break/istrirahat
persiapan acara
|
Kamar
peserta
|
-
|
10.00 – 10.30
|
1 jam
|
Pembukaan kegiatan
pelatihan dan pengembangan
|
Aula
Kartini
|
Dinkes
Kota Malang
|
10.30 – 11.30
|
1 jam
|
Pengenalan
fasilitator dan peserta + pre test
|
Aula
Kartini
|
Tim
penyelenggara
|
11.30 – 12.30
|
30 min
|
Sholat/break
|
Kamar
peserta
|
-
|
12.30 – 13.30
|
1 jam
|
Makan siang
|
Aula
Kartini
|
-
|
13.30 – 15.00
|
1,5 jam
|
Materi (ceramah)
tentang Emotional Quotion
|
Aula
Kartini
|
Rahman, S.Psi, M.A
|
15.00 – 15.30
|
30 min
|
Sholat/break
|
Kamar
peserta
|
Rahman, S.Psi, M.A
|
15.30 – 17.00
|
1,5 jam
|
Materi (ceramah)
tentang Team Work
|
Aula
Kartini
|
Mufida, S.Psi., M.A
|
17.00 – 17.45
|
45 min
|
Diskusi (individu
dengan fasilitator + antar kelompok peserta)
|
Aula
Kartini
|
Mufida, S.Psi., M.A
|
17.45 – 18.30
|
30 min
|
Sholat/istirahat
|
Kamar
Peserta
|
-
|
18.30 – 19.30
|
1 jam
|
Makan malam
|
Aula
Kartini
|
-
|
19.30 – 20.00
|
30 min
|
Game ringan (untuk
saling mengenal, membangun keakraban, membangun komunikasi)
|
Aula
Kartini
|
Tim
pelatihan
|
20.00 – 04.30
|
8 jam
|
Istirahat malam
|
Kamar
Peserta
|
-
|
Ø Hari Kedua
Hari
|
Durasi
|
Kegiatan
|
Tempat
|
Fasilitator
|
Hari:
Minggu
|
||||
04.30
– 06.00
|
1,5
jam
|
Sholat/persiapan
|
Kamar peserta
|
-
|
06.00
– 06.30
|
30
min
|
Senam
Pagi
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
06.30
– 07.30
|
1
jam
|
Makan
pagi
|
Lapangan
|
-
|
07.30
– 08.00
|
30
min
|
Game
(ice breaking)
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
08.00
– 08.30
|
30
min
|
Debrief
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
08.30
– 09.00
|
30
min
|
Game
(EQ)
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
09.00
– 09.30
|
30
min
|
Debrief
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
09.30
– 10.30
|
1
jam
|
Game
(team work)
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
10.30
– 11.00
|
30
min
|
Debrief
|
Lapangan
|
Tim Pelatihan
|
11.00
– 12.00
|
30
min
|
Bersih
diri
|
Kamar peserta
|
-
|
12.00
– 12.30
|
30
min
|
Sholat/break
|
Kamar peserta
|
-
|
12.30
– 13.30
|
1
jam
|
Makan
siang
|
Aula Kartini
|
-
|
13.30
– 14.00
|
30
min
|
Persiapan
simulasi
|
Aula Kartini
|
Dina,
S.Ked., M.Si
|
14.00
– 15.00
|
1
jam
|
Simulasi
(kelompok 1-5)
|
Aula Kartini
|
Dina,
S.Ked., M.Si
|
15.00
– 15.30
|
30
min
|
Sholat/break
|
Kamar peserta
|
-
|
15.30
– 16.30
|
1
jam
|
Simulasi
(kelompok 6-10)
|
Aula Kartini
|
Dina,
S.Ked., M.Si
|
16.30
– 17.00
|
30
min
|
Feed
back/evaluasi simulasi
|
Aula Kartini
|
Dina,
S.Ked., M.Si
|
17.00
– 18.00
|
1
jam
|
Makan
+ Awarding
|
Aula Kartini
|
Tim Penyelenggara
|
18.00
– 18.30
|
30
min
|
Sholat/break
|
Kamar peserta
|
-
|
18.30
– 19.00
|
30
min
|
Penutupan
+ post test
|
Aula Kartini
|
Dinkes Kota Malang
|
G. Jenis Kegiatan
1. Materi (ceramah) “Emotional Quotion”
Pada kegiatan ini akan di jelaskan
tentang Emotional Quotion seperti pengertian dan perilaku yang menunjukkan
seseorang memiliki EQ yang baik, materi ini akan difasilitasi oleh pemateri
bapak Rahman, S.Psi, M.A. Durasi ceramah dialokasikan selama 1,5 jam dengan
menggunakan LCD sebagai media penyampaiannya dan peserta akan diberikan modul
tentang EQ, kegiatan ini dilakukan di dalam ruangan.
2. Materi (ceramah) “Team Work”
Pada kegiatan ini akan dijelaskan
tentang Team Work, seperti pengertian
dan perilaku yang dapat meningkatkan team work dalam dunia kerja. Materi akan
disampaikan oleh ibu Mufida, S.Psi., M.A dengan LCD sebagai media penyampaian
materinya dan peserta akan diberikan modul tentang Team Work, kegiatan ini dilakukan di dalam ruangan.
3. Game ringan (pengakraban)
Pada permainan ini fasilitator mencoba untuk
mengakrabkan peserta yang belum saling mengenal melalui komunikasi yang
efektif, adapun permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø “Age
and Name Line Up”:
-
Teaching points:
a. Melatih konsentrasi pada tugas
b. Mengembangkan
cara berkomunikasi efektif
c. Melatih
untuk berinovasi
d. Aplikasi
praktis dalam proses memecahkan permasalahan
e. Kepemimpinan
bersama
-
Jumlah peserta :50 orang (dibagi menjadi 2 tim)
-
Lama permainan : 30 menit
-
Lokasi :
Di dalam aula hotel
-
Perlengkapan : Kertas koran
-
Instruksi :
Peserta
akan di bagi menjadi 2 tim (25 orang/tim). Kemudian perserta diminta untuk
berdiri di atas kertas koran yang sudah disediakan dan diminta pada kedua tim
untuk saling berhadapan. Selanjutnya peserta di dalam masing-masing tim diminta
untuk mengatur barisan sesuai dengan usia mereka, urutan nama dari A-Z, dan
dari Z-A. Mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara dalam menyusun barisan
tersebut.
-
Debriefing :
a.
Kesulitan apa yang Anda temukan
saat menyusun barisan? (knowledge)
b.
Apa faktor yang bisa membuat Anda menyusun
barisan dengan benar? Dan apa yang membuat mereka menyusun dengan salah? (comprehension)
c. Apakah
semua peserta melakukan cara yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d. Siapakah
yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e.
Bagaimanakah cara-cara baru dari
masing-masing tim untuk berkomunikasi sehingga akan menjadi berhasil? (synthesis)
f.
Apakah semua orang menyetujui cara
yang dilakukan tim yang bisa berhasil? (evaluation)
g. Apabila
permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok seperti apa? (form concept)
h.
Apakah perilaku dalam permainan
tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)
4. Senam Pagi
Kegiatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk
kegiatan selanjutnya, adapun rincian kegiatannya berupa:
-
Jumlah peserta : 50
orang
-
Durasi :
30 menit
-
Perlengkapan :
Tidak ada
-
Lokasi :
Lapangan serba guna hotel
-
Instruksi :
Ø
Peregangan (Stretching)
a.
Peserta di minta untuk berkumpul di halaman hotel dan membentuk
lingkaran besar.
b.
Kemudian peserta di minta
untuk bergantian menghitung dari 1 – 8 pada setiap gerakan.
c.
Kepala didorong, kedua tangan mendongak ke atas, kepala ditarik,
kedua tangan mendongok ke bawah.
d.
Kepala didorong, tangan kiri miring ke kiri – tangan kanan di
pinggang. Kepala didorong, tangan kanan miring ke kanan – tangan kiri di
pinggang.
e.
Kepala didorong, tangan kanan menengok ke kiri – tangan kiri di
pinggang. Kepala didorong, tangan kiri menengok ke kanan tangan kanan di
pinggang.
f.
Tangan kanan ditarik, tangan kiri kea rah belakang kiri. Tangan
kiri ditarik, tangan kanan kiri kea rah belakang kanan.
g.
Siku kanan ditarik, tangan kanan di belakang kepala. Siku kanan
ditarik, tangan kiri di belakang kepala.
Ø Pendinginan (Cooling Down)
a. Peserta
diminta untuk tetap berada dalam lingkaran.
b. Peserta
diminta untuk mengambil napas panjang sebanyak 5 kali
c. Peserta
secara bergantian menyebutkan satu – dua – tiga sebanyak 4 kali
d. Gerakan
kepala => kedua tangan bertolak pinggang, kedua kaki terbuka selangkah ke
samping, sikap badan dipertahankan tetap menghadap ke depan:
-
Gerakan kepala ke atas (dari memandang
ke depan kemudian mendongok ke atas) dua kali dan ke bawah (dari mencongak
langsung kepala ditundukkan ke bawah) dua kali.
-
Gerakan kepala dari tegak memandang ke
depan dipatahkan ke kiri (wajah tetap melihat ke depan dua kali dank e kanan
dua kali)
e. Gerakan
bahu => kedua kaki merapat:
-
Tangan kiri diulurkan ke atas lurus dan
tangan kanan di samping badan lurus ke bawah, sentakkan kedua tangan ke
belakang dua kali, bergantian dengan tangan kanan yang dijulurkan ke atas dan
tangan kiri ke bawah disentakkan dua kali
f. Gerakan
pinggang => kedua kaki terbuka selangkah ke samping
-
Kedua tangan bertolak pinggang, badan
bagian atas sebatas pinggang ditolehkan ke kiri belakang dua kali dan ke kanan
belakang dua kali.
-
Badan tegak menghadap ke depan badan
dibungkukkan, tangan kanan lurus disentuhkan ujung kaki kiri bersamaan dengan
tangan kiri lurus ke atas dua kali dan sebaliknya dua kali.
g. Gerakan
kombinasi => kedua kaki merapat
-
Badan dibungkukkan ke depan dan kedua
tangan berusaha memegang kedua ujung kaki satu kali (kedua kaki tetap lurus),
lutut ditekuk seperti jongkok dan kedua tangan lurus ke depan satu kali,
kembali lagi badan dibungkukkan ke depan dan kedua tangan berusaha memegang
ujung kaki satu kali, diakhiri dengan berdiri bertolak pinggang dengan badan
bagian atas dipatahkan ke belakang satu kali.
Ø Penutup
a. Kedua
tangan dijulurkan ke atas lurus kedua kaki berjingkat-jingkat dan tangan
menggapai-gapai ke atas (dengan hitungan satu – dua – tiga …… dan pada hitungan
…… empat) badan dijongkokkan sedikit dan kedua tangan dikibaskan ke bawah
sambil berteriak “haaaaaah!” sebanyak empat kali.
b. Sikap
badan tegak menghadap ke depan: menarik napas panjang dengan menggerakkan ke
dua tangan kiri dan kanan ke atas (aba-aba: tariiik …), menahan napas sebentar
(aba-aba: tahaaan …), dan menghembuskan semua udara yang diparu-paru (aba-aba:
lepaaas …) dilakukan sebanyak empat kali.
5.
Ice Breaking
Dalam kegiatan ice breaking, peserta akan diajak untuk
bermain agar terpecah suasana “kaku” sebelum memulai aktivitas selanjtnya,
permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø Sepatu mu, Sepatu ku
-
Teaching point :
a. Melatih kepekaan pada
lingkungan
b. Melatih komunikasi
mendalam
c. Melatih membangun
raport
-
Jumlah peserta : 50
orang
-
Lama permainan : 30 menit
-
Lokasi :
Lapangan serba guna hotel
-
Perlengkapan :
Sepatu peserta, karung besar
-
Instruksi :
Peserta
diminta untuk melepas sepasang sepatunya, dan peserta diarahkan untuk
memasukkan sepatu mereka ke dalam wadah yang sudah disediakan. Setelah semua terkumpul,
peserta diminta satu per satu untuk mengambil 2 pasang sepatu dengan menutup
mata. Setelah semua peserta mendapatkan sepasang sepatu (yang bukan miliknya),
kemudian peserta berikan instruksi untuk segera mencari orang yang memiliki
sepatu tersebut. Peserta harus mencari 2 orang, karena mereka memegang 2 pasang
sepatu yang berbeda. Tugas peserta adalah mengembalikan sepatu kepada
pemiliknya, dan berkenalan dengan pemiliknya. Perkenalan harus
sedalam-dalamnya, tidak hanya nama. Mungkin bisa menanyakan umur, status,
alamat rumah, jumlah anak/saudara, dll. Jika waktu telah habis, maka saatnya
untuk melakukan tes pada peserta. Uji beberapa peserta untuk mengenali orang
yang sepatunya ia kembalikan tadi. beri beberapa pertanyaan untuk menguji,
seperti siapa namanya, tanggal lahirnya, nama istri/suami, ukuran sepatu, dll.
Bagi peserta yang tidak bisa dapat dikumpulkan dan di beri hukuman ringan.
-
Debriefing:
a. Kesulitan
apa yang Anda menemukan pemilik sepatu tersebut? (knowledge)
b. Apa
faktor yang bisa membuat Anda dapat menemukan orang yang benar? Dan apa yang
membuat Anda menemukan orang yang salah? (comprehension)
c. Apakah
semua peserta melakukan cara yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d. Siapakah
yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e. Seaindainya
Anda diberikan kesempatan untuk mengulang, perilaku apa yang bisa membuat Anda
lebih sukses? (synthesis)
f. Apakah
Anda enyetujui cara yang dilakukan orang lain yang bisa berhasil? (evaluation)
g. Apabila
permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan apa yang tepat? (form concept)
h.
Apakah perilaku dalam permainan tadi
jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat Anda sukses? (test concept).
6. Game Emotional Quotion
Dalam permainan
ini peserta akan diberikan permainan yang akan melatih dan mengembangkan rasa
empatinya kepada orang lain, permainan yang akan dilakukan adalah:
Ø Melempar bola (Ball Tossing)
-
Teaching
Points :
a. Fokus
pada pekerjaan
b. Sesnsivitas
terhadap orang lain
c. Pelayanan
prima
d. Inovasi
-
Jumlah peserta : 50 orang (dibagi menjadi 5 tim @10 orag/tim)
-
Lama permainan : 30 menit
-
Lokasi :
Lapangan serba guna hotel
-
Perlengkapan : lima buhah bola, stop-watch,
peluit
-
Instruksi :
Peserta
akan dibagi menjadi lima kelompok, dimana setiap kelompok berisikan 10 orang.
Peserta diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya kemudian membentuk lingkaran
dengan wajah menghadap ke tengah dan berhadapan dengan peserta lain.
Selanjutnya peserta diminta untuk melempar sebuah bola ke peserta lain dengan
menyebutkan namanya sendiri dan nama orang lain yang akan diberikan bola,
misalkan: Saya SIlvana, saya akan melempar bola kepada Saudara Mufida.
Selanjutnya orang yang diberi bola juga menyebutkan namanya dan memberikan
kepada orang lain sambil menyebut nama orang lain pula sama dengan orang
pertama. Hal yang sama dilakukan secara bergantian pada peserta lainnya. Tolak
ukur keberhasilan permainan ini adalah berapa banyak kesalahan menyebut nama
sendiri dan nama orang lain, juga jumlah bola yang terjatuh.
-
Debriefing :
a. Apa
yang Anda rasakan saat melakukan permainan tersebut?
b.
Apa faktor yang bisa Anda dapat
menyebutkan nama teman Anda dengan benar? Dan apa yang membuat Anda menyebutkan
dengan salah? (comprehension)
c.
Apakah semua peserta melakukan cara
yang sama untuk bisa berhasil? (application)
d. Siapakah
yang membuat permainan tersebut berhasil? (analyze)
e.
Jika permainan akan diulangi
perilaku apa yang akan Anda lakukan untuk membuatnya berhasil? (synthesis)
f.
Apakah Anda setuju dengan cara yang
dilakukan oleh Saudara …… sehigga ia bisa berhasil? (evaluation)
g. Apabila
permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok seperti apa? (form concept)
h.
Apakah perilaku dalam permainan
tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)
7. Game Team Work
Dalam permainan ini peserta akan
diberikan stimulus untuk bisa meningkatkan team worknya, permainan yang akan
dilakukan adalah:
Ø Trust
Fall
-
Teaching
Points :
a. Mengembangkan
rasa percaya diri pada diri sendiri
b. Mengembangkan
rasa percaya diri pada diri orang lain
c. Mengembangkan
kerjasama kelompok dan saling ketergantungan
d. Mengembangkan
sifat bekerja dengan fokus yang dalam
e. Melatih
keberanian mengambil resiko
-
Jumlah peserta : 50 orang (dibagi menjadi 2 tim @25 orang/tim)
-
Lama permainan : 1 jam
-
Lokasi :
Lapangan serba guna hotel
-
Perlengkapan :Helm untuk semua anggota yang terlibat, drum minyak/bangku
yang dapat membuat posisi seseorang cukup tinggi.
-
Instruksi :
Seorang
peserta diminta untuk berdiri di atas drum/bangku kemudian menghadap ke depan.
Peserta lainnya berada di bawah dan mengambil posisi di belakang saling
berhadapan. Mereka berpasangan dengan tangan ke depan saling mengunci pada
lengan orang di depannya. Tujuannya adalah menangkap orang yang berdiri di atas
drum atau kursi pada waktu dia menjatuhkan diri. Orang tersebut harus menjatuhkan
diri ke belakang dengan tangan berdekap di depan dan lakukan secara bergantian
hingga semua anggota tim mendapat giliran.
-
Debriefing :
a. Apa
yang Anda rasakan dalam permainan tadi (saat menjatuhkan dan saat menangkap? (knowledge)
b. Apa
yang Anda lakukan sehingga Anda bisa berhasil dalam permainan tadi? Apa juga
yang membuat Anda gagal? (comprehension)
c. Apakah
yang Anda lakukan dalam permainan tadi juga dilakukan oleh orang lain? (application)
d. Siapakah
di antara Anda yang membuat permainan tadi berhasil? (analysis)
e. Jika
seandainya permainan tadi di ulangi kembali, apa yang akan Anda lakukan untuk
lebih sukses? (syhntesis)
f. Apakah
Anda setuju dengan cara penyelesaian yang dilakukan oleh Saudara …. dalam
permainan tadi? (evaluation)
g. Apabila
permainan tersebut diterapkan pada saat bekerja, pekerjaan yang cocok seperti apa? (form concept)
h.
Apakah perilaku dalam permainan
tadi jika diterapkan dalam pekerjaan tersebut akan membuat mereka sukses? (test concept)
8.
Simulasi (simulation)
Dalam kegiatan ini peserta akan
diberikan pengarahan dan mereka akan melakukan praktik kerja yang baik seperti
yang diarakan oleh pemateri, dalam kegiatan ini simulasi akan difasiliasi oleh
ibu Dina, S.Ked., M.Si selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Malang. Kegiatan ini
akan dilakukan secara berkelompok yaitu 5 orang setiap kelompok sehingga
terdapat 10 kelompok. Setiap kelompok akan diberikan 1 kasus, dimana 1 orang
berperan sebagai pasien dan 4 lainnya sebagai perawat. Simulasi akan dilakukan
di depan para peserta lain sehingga semua orang bisa melihat bagaimana melakukan
pelayanan dan kerja sam tim yang baik saat bekerja. Setelah semua kelompok
melakukan simulasi, fasilitator akan memberikan evaluasi dan juga feed pada
setiap kinerja kelompok, disini peserta juga bisa melakukan sesi tanya jawab
dengan fasilitator.
9.
Awarding
Sebagai
bentuk apresiasi dari penyelenggara kegiatan, peserta akan mendapatkan award
dari kegiatan yang dilakukannya selama dua hari tersebut. Adapun award yang
akan diberikan misalnya peserta terdisiplin, teraktif, paling rapi, dan
kelompok yang berhasil menang dalam permainan.
H. Gambaran Area Pelatihan
AREA INDOOR
|
|||||||||||||
LCD
|
|||||||||||||
PODIUM
|
|||||||||||||
<=
|
|||||||||||||
Tempat Peserta
|
|||||||||||||
Ruang Makan
|
|||||||||||||
AREA OUTDOOR
|
||||||
15 X 10 m
|
||||||
I. Rincian Keuangan
No
|
Kebutuhan
|
Biaya
|
Banyaknya
|
Jumlah
Peserta
|
Total
|
1
|
Makan
|
@30.000
|
5
|
50
|
750.000
|
2
|
Modul
|
@10.000
|
2
|
50
|
1.000.000
|
3
|
Peralatan game
|
@ 5.000
|
2
|
50
|
500.000
|
4
|
ATK lengkap
|
@20.000
|
1
|
50
|
1.000.000
|
5
|
Dokumentasi
|
@20.000
|
1
|
50
|
1.000.000
|
6
|
Souvenir
|
@30.000
|
1
|
50
|
1.500.000
|
7
|
Administrasi (name
tag, pre test, post test)
|
@10.000
|
1
|
50
|
500.000
|
8
|
Kamar hotel
|
@300.000
|
2
|
50
|
15.000.000
|
9
|
Sewa Aula +
lapangan
|
@1.000.000
|
1
|
1.000.000
|
|
10
|
Vee fasilitator
|
@1.000.000
|
2
|
2.000.000
|
|
11
|
Akomodasi
fasilitator
|
@100.000
|
2
|
200.000
|
|
12
|
Vee tim pelatihan
|
@1.000.000
|
3
|
3.000.000
|
|
13
|
Akomodasi tim
pelatihan
|
@100.000
|
3
|
300.000
|
|
14
|
Peralatan simulasi
|
@300.000
|
300.000
|
||
15
|
Kebutuhan tak
terduga
|
@300.000
|
300.000
|
||
TOTAL
|
Rp. 28.500.000
|
EVALUASI HASIL PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Dengan adanya evaluasi ini bukan berarti
proses pelatihan telah berakhir namun dengan evaluasi atau penilaian akan
ditarik suatu kesimpulan apakah peserta pelatihan sudah memahami setiap materi
yang diberikan ataukah tidak sama sekali. Adapun prosedur dan proses
evaluasi pelatihan ini adalah:
1). Langkah pertama, adalah mengumpulkan data yang meliputi materi,
penyajian dan pengolahan materi, urutan pelaksanaan sesi, partisipasi pekerja,
kinerja trainer, kerja penyelenggara, suasana training yang tercipta, tempat
akomodasi dan konsumsi, manfaat training bagi peserta, dan tanggapan/saran
untuk perbaikan training yang akan datang. Data evaluasi
dapat dikumpulkan melalui dua cara, yaitu: Pre
test dan post test, untuk menilai sejauh mana tujuan training tercapai; Pengamatan, wawancara, kuisoner, daftar cek, daftar
isian, dan kesan atau tanggapan peserta, untuk mengukur hasil-hasil yang sudah
dicapai oleh peserta training. Beberapa teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data dalam pelatihan ini adalah melalui pre test dan post test,
serta evaluasi penyelenggaraan pelatihan.
a. Pre
test dan post tes (skala likert)
No
|
Pernyataan
|
Pilihan Jawaban
|
|||
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
||
1
|
Saya adalah orang yang mau mendengar dan menghargai
pendapat orang lain.
|
||||
2
|
Saya bisa mengembangkan inisiatif dan kreativitas diri
untuk kesuksesan tim.
|
||||
3
|
Saya tidak memiliki kepribadian mentalitas
berkelimpahan
|
||||
4
|
Saya bisa menghargai perbedaan.
|
||||
5
|
Saya tidak bisa membangkitkan semangat orang lain.
|
||||
6
|
Saya rasa saya kurang mampu merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
|
||||
7
|
Saya dapat melihat kelemahan orang lain bukan sebagai
kendala.
|
||||
8
|
Saya adalah orang yang mampu untuk berbicara dengan
kata-kata yang enak didengar oleh telinga.
|
||||
9
|
Saya
kurang bisa bekeja dengan orang lain.
|
||||
10
|
Saya adalah orang yang memiliki pikiran
positif pada orang lain.
|
||||
11
|
Saya tidak pernah melihat orang lain sebagai bagian
dari sukses diri sendiri dan sukses tim.
|
||||
12
|
Saya tidak bisa tegar dalam menghadapi
situasi panik
|
||||
13
|
Saya selalu menghangatkan suasana dengan sifat humoris.
|
||||
14
|
Saya bukan orang yang erbuka atas masukan (kritik dan
saran) dari orang lain.
|
||||
15
|
Saya kehilangan kontrol emosi dalam menghadapi
tantangan.
|
||||
16
|
Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang
paling berjasa dalam kesuksesan tim.
|
||||
17
|
Saya bersedia menolong orang lain dan mau ditolong
orang lain.
|
||||
18
|
Saya tidak emiliki sikap yang berusaha
untuk membuat orang lain gembira dan memiliki sikap yang menunjukkan
kegembiraan
|
||||
19
|
Saya adalah orang yang tidak memaksanakan
kehendak pribadi.
|
||||
20
|
Saya
bukan orang yang bisa memehami orang lain tanpa ia mengatakannya
|
b. Evaluasi
penyelenggaraan pelatihan
Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Nama
Pelatihan :
Tanggal
Pelatihan :
Keterangan
:
1.
Cukup
2.
Kurang
3.
Baik
4.
Sangat baik
Materi
Pelatihan (Modul)
|
Pilihan
Jawaban
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. Tulisan
di dalam materi jelas dan bisa dimengerti
|
||||
2. Materi
dapat menambah pengetahuan
|
Fasilitator
|
Pilihan
Jawaban
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. Fasilitator
menguasai teori pelatihan
|
||||
2. Fasilitator
menguasai praktik pada pelatihan
|
2). Langkah kedua, menyusun data itu menjadi suatu kumpulan data
berdasarkan kerangka tertentu. Dari data training yang sudah disusun itu,
ditarik kesimpulan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam training, jalannya
training, hasil yang diperoleh peserta training, dari training yang telah
diikuti.
3). Langkah ketiga adalah membuat analisis data data tentang pelaksanaan
training untuk mengetahui sejauhmana tujuan training tercapai. Jika tujuan
tidak tercapai, maka dicari penyebabnya. Jika tercapai, dicari faktor-faktor
pendukungnya. Dari hasil analisis itu, dibuat kesimpulan bahwa training dengan
segala segi dan unsur-unsurnya sebagai proses pembelajaran dan perubahan
pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan peserta telah
mencapai atau tidak mencapai tujuan.
MODUL PELATIHAN
A. Emotional Quotion
Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli, Definisi,
Faktor—Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990
oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang
tampaknya penting bagi keberhasilan. Faktor Kecerdasan Emosional
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut,
Salovey (Goleman, 200 : 57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan
emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan
(kerjasama) dengan orang lain
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage
our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional
adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan
untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan
kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional
yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan
utama, yaitu:
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar
dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri
sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut
Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati
maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi
mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang
belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting
untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga
tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan
tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan,
yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita
(Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri
sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan
dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang
positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Menurut Goleman (2002 : 57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau
peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki
kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi
yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu
menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih
mampu untuk mendengarkan orang lain.
Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang
mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri
secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul, dan lebih peka (Goleman,
2002 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak
mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa
frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain
juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya
sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan
yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi
(Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan
dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini
akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu
berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam
lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya
berkomunikasi (Goleman, 2002 : 59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai
orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina
hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat
dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
B.
TEAM WORK
Penyelenggaraan
teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat,
para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada
teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim
maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada
orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.
Tracy
(2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan
sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat
meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian
perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan
keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pernyataan
di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam
kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan
orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk
bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama
lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan
melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara
perorangan.
Stephen
dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh
sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun
suatu perusahaan.
Teori
yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan teori tim yang
efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996). Manurut
Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang
memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih
besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil
kerjanya merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara
bersama-sama.
Pernyataan
tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa efektifitas tim
atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya saling
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling
mendukung dalam kerjasama tim.
Jenis
Teamwork
Menurut
Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Tim
Formal
Tim
formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
struktur organisasi formal.
2. Tim
Vertikal
Tim
vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal
3. Tim
Horizontal
Tim
horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang
berbeda.
4. Tim
dengan Tugas Khusus
Tim
dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim
Mandiri
Tim
Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan
beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang
annggota terpilih.
6. Tim
Pemecahan Masalah
Tim
pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.